Pembelajaran tatap muka (PTM) untuk anak sekoh di Kota Medan kembali dimulai. Tahap awal hanya murid SMP yang diperbolehkan mengikuti PTM. Sementara itu SD belum diperkenankan.

Sedangkan jumlah murid di kelas dibatasi maksimal 10 orang. Durasi belajar hanya tiga jam sehari tanpa istirahat.

Sebelumnya hampir dua tahun kegiatan PTM ditiadakan akibat pandemi COVID-19. "Ini hari pertama (PTM), ada orangtua yang ingin dan tidak ingin anaknya, karena kita juga laksana hybrid," ujar Wali Kota Medan, Bobby Nasution saat meninjau kegiatan PTM di SMP Negeri 3 Medan, Jalan Pelajar, Senin (11/10).

Baca juga: Positivity rate COVID-19 di Medan hanya 2 persen

Saat melakukan peninjauan menantu Presiden Jokowi itu pun sempat berdialog dengan sejumlah murid yang hadir mengikuti PTM.

Kepada seluruh sekolah SMP se Kota Medan baik negeri ataupun swasta, Bobby mengaku telah menerbitkan petunjuk teknis (juknis). 

Dia berharap juknis tersebut dipatuhi agar tidak terjadi klaster baru penyebaran COVID-19 ketika PTM berjalan.

"Semua sekolah sudah diperbolehkan sekolah tatap muka, kita berikan juknis tatap muka, semua sekolah diperbolehkan," urainya.

Menurut dia, tidak semua sekolah sudah siap 100 persen menggelar PTM, ada beberapa sekolah yang infrastrukturnya belum memadai. Sehingga diputuskan memberlakukan skema hybrid.

"Ada sekolah yang infrastruktur dan persiapannya belum matang 100 persen, skema tetap dilakukan hybrid, kita tinjau hari ini hybrid, satu kelas isinya hanya 10 orang," terangnya.

Pewarta : Andika Syahputra

Teks : Wali Kota Medan Bobby Nasution saat meninjau PTM perdana di SMP Negeri 3 Medan, Jalan Pelajar, Senin (11/10). (ANTARA/Andika Syahputra)

Pewarta: Andika Syahputra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021