Sejumlah petani khususnya di Desa Tatengger, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan mengaku hanya bisa pasrah mengetahui tanaman padinya rusak akibat serangan hama tikus.
"Saya menganggap kejadian ini merupakan 'bala' atau musibah," Edward Tambunan (47) petani Desa Tatengger kepada ANTARA, Minggu (29/8) sambil membersihkan sebagian batang-batang tanaman padi sawahnya yang rusak.
Ayah tiga anak itu mengaku serangan hama tikus kali ini cukup brutal. Padi usia tanam satu bulan jadi sasaran. Menjadikan batang padi menguning kemudian layu mengering dampak gigitan tikus.
Baca juga: Akibat hama tikus, petani sawah Tapsel satu persatu mulai tinggalkan lahan garapannya
"Racun yang di tebar bersama pihak Dinas Pertanian setempat juga seakan tidak mempan karena hama tikus terus merajalela menjajal tanaman padi untuk menyambung hidup ini," kata suami Lusianti Hutabarat itu.
Sebelumnya, Kordinator BPP Kecamatan Angkola Muaratais, menjelaskan bahwa hama tikus yang menyerang tanaman padi sawah petani itu merupakan siklus lima tahunan.
"Hama tikus ini merupakan siklus lima tahunan, sebelumnya kita juga sudah melalukan antisipasi dengan melalukan perburuan di sejumlah titik juga dengan cara menggunakan racun tikus," katanya.
Sementara Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka Sorimanaon, Eliani, mengabarkan satu persatu petani mulai ada meninggalkan sawah garapannya akibat merasa tidak tidak lagi memberi harapan panen.
Menurutnya selain Desa Tatengger, serangan hama tikus juga menyerang tanaman padi sawah di Desa Muara Purba Nauli, Desa Sorimanaon, Desa Pangaribuan, dan Desa Pargumbanhan, di Kecamatan Angkola Muaratais yang memiliki luas baku sawah ratusan hektare.
Sementara Pengendali Orgasme Penggangu Tumbuhan - Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) UPT Dinas Pertanian Provinsi Sumut Kecamatan Batang Angkola - Angkola Muara Tais. Ali Husni mengatakan akan terus melakukan berbagai upaya dalam pembasmian hama tikus itu bersama pihak-pihak terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Saya menganggap kejadian ini merupakan 'bala' atau musibah," Edward Tambunan (47) petani Desa Tatengger kepada ANTARA, Minggu (29/8) sambil membersihkan sebagian batang-batang tanaman padi sawahnya yang rusak.
Ayah tiga anak itu mengaku serangan hama tikus kali ini cukup brutal. Padi usia tanam satu bulan jadi sasaran. Menjadikan batang padi menguning kemudian layu mengering dampak gigitan tikus.
Baca juga: Akibat hama tikus, petani sawah Tapsel satu persatu mulai tinggalkan lahan garapannya
"Racun yang di tebar bersama pihak Dinas Pertanian setempat juga seakan tidak mempan karena hama tikus terus merajalela menjajal tanaman padi untuk menyambung hidup ini," kata suami Lusianti Hutabarat itu.
Sebelumnya, Kordinator BPP Kecamatan Angkola Muaratais, menjelaskan bahwa hama tikus yang menyerang tanaman padi sawah petani itu merupakan siklus lima tahunan.
"Hama tikus ini merupakan siklus lima tahunan, sebelumnya kita juga sudah melalukan antisipasi dengan melalukan perburuan di sejumlah titik juga dengan cara menggunakan racun tikus," katanya.
Sementara Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka Sorimanaon, Eliani, mengabarkan satu persatu petani mulai ada meninggalkan sawah garapannya akibat merasa tidak tidak lagi memberi harapan panen.
Menurutnya selain Desa Tatengger, serangan hama tikus juga menyerang tanaman padi sawah di Desa Muara Purba Nauli, Desa Sorimanaon, Desa Pangaribuan, dan Desa Pargumbanhan, di Kecamatan Angkola Muaratais yang memiliki luas baku sawah ratusan hektare.
Sementara Pengendali Orgasme Penggangu Tumbuhan - Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) UPT Dinas Pertanian Provinsi Sumut Kecamatan Batang Angkola - Angkola Muara Tais. Ali Husni mengatakan akan terus melakukan berbagai upaya dalam pembasmian hama tikus itu bersama pihak-pihak terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021