PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) mengedepankan dialog terbuka dengan masyarakat adat di seluruh area operasional untuk solusi damai dalam menghadapi setiap tantangan isu sosial.
Direktur PT TPL Jandres Silalahi, Selasa (20/7) mengatakan, pendekatan kemitraan merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan peraturan kehutanan dan memberi manfaat yang berkelanjutan untuk masyarakat, pemerintah setempat maupun Negara.
Baca juga: TPL serahkan bantuan bibit alpukat di Sipahutar Taput
Pihaknya, melalui program kemitraan, bersama masyarakat menyusun rencana program yang diketahui aparatur pemerintah terkait dan disaksikan instansi kehutanan.
Rencana program itu dituangkan dalam bentuk rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek menyertakan tanaman kehidupan dan tumpang sari, termasuk pengkayaan dan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) kemenyan dan pinus.
Hingga sekarang, pendekatan kemitraan melalui Program Perhutanan Sosial yang dilakukan TPL sejak 2018 telah dilakukan dengan satu Gapoktan dan delapan Kelompok Tani Hutan (KTH) masyarakat adat di tiga dari 12 kabupaten/kota operasional TPL.
Sementara per Juni 2021, tercatat kemitraan ini telah mengerjakan penanaman bersama, di antaranya 17.776 bibit kopi, 11.200 bibit kemenyan, 3.394 bibit kayu manis, 1.917 bibit alpukat, 1.884 bibit are.
Total luasan lahan yang dikerjakan dalam kemitraan mencapai 64,3 Ha, diikuti 483 anggota Gapoktan dan KTH masyarakat adat yang diawasi KLHK.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Direktur PT TPL Jandres Silalahi, Selasa (20/7) mengatakan, pendekatan kemitraan merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan peraturan kehutanan dan memberi manfaat yang berkelanjutan untuk masyarakat, pemerintah setempat maupun Negara.
Baca juga: TPL serahkan bantuan bibit alpukat di Sipahutar Taput
Pihaknya, melalui program kemitraan, bersama masyarakat menyusun rencana program yang diketahui aparatur pemerintah terkait dan disaksikan instansi kehutanan.
Rencana program itu dituangkan dalam bentuk rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek menyertakan tanaman kehidupan dan tumpang sari, termasuk pengkayaan dan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) kemenyan dan pinus.
Hingga sekarang, pendekatan kemitraan melalui Program Perhutanan Sosial yang dilakukan TPL sejak 2018 telah dilakukan dengan satu Gapoktan dan delapan Kelompok Tani Hutan (KTH) masyarakat adat di tiga dari 12 kabupaten/kota operasional TPL.
Sementara per Juni 2021, tercatat kemitraan ini telah mengerjakan penanaman bersama, di antaranya 17.776 bibit kopi, 11.200 bibit kemenyan, 3.394 bibit kayu manis, 1.917 bibit alpukat, 1.884 bibit are.
Total luasan lahan yang dikerjakan dalam kemitraan mencapai 64,3 Ha, diikuti 483 anggota Gapoktan dan KTH masyarakat adat yang diawasi KLHK.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021