Banyak jalan dan cara seseorang untuk dapat mengais rezeki. Nurmayani Harahap (48) warga Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) ini misalnya.

Ibu dikaruniai sembilan anak ini belasan tahun sudah mencari nafkah menangkap ikan dengan alat mereka namai Durung Gantung. Bentuknya kubus digantung di Bendungan Batang Angkola, Sayur Matinggi.

"Terkadang ada rezeki terkadang tidak. Alhamdulillah, hari ini hasil penjualan ikan tangkapan terjual Rp100 ribu (25 ribu/kg). Lumayan untuk beli beras 8 kg (2 tabung)," tuturnya ditemui ANTARA, Minggu (11/7).

Baca juga: NNB Tapsel diskusi keadilan ekologis

Kalau dirata-ratakan per hari hasil penjualan dari tangkapan ikan (rata-rata jenis cencen) sekitar dua kilogram (kg) atau Rp50 ribu. "Artinya cukup membantu ekonomi masa pandemi COVID-19," ucap isteri tercinta Nasaruddin Lubis.

Nenek dua cucu ini mengaku selain menangkap ikan, ia juga turut membantu suami menderes karet kebun milik orang lain (harap gaji) untuk membantu ekonomi keluarga. 

Dia juga bangga bercerita, pernah sekali mendapatkan ikan jurung (mera). Beratnya mencapai 2 kg terjual seharga Rp180 ribu. Tapi sudah lama. Bahkan dia sudah tidak ingat waktunya.

Ada keunikan tersendiri menangkap ikan dengan menggunakan alat Durung Gantung. Tidak perlu pakai umpan. Hanya menggunakan jaring halus dibentuk segi empat di paku dalam sebuah bingkai kayu berukuran sekitar 0,5 m x 1 m. Dibawahnya berbentuk kantung. 

Pada sudut atas kiri kanan bingkai jaring halus lalu di ikat tali nilin seukuran jempol orang dewasa panjangnya mencapai 15 meter (m). Selesai itu, bingkai jaring pun di turunkan menyandar badan bendungan hingga nyaris menyentuh permukaan air sungai. 

Amatan di lokasi, Ikan-ikan terperangkap ke dalam durung setelah lompat sana lompat sini bermain melawan derasnya arus sungai dari atas Bendungan Batang Angkola yang lebarnya lebih 50 meter. Nurmayani sendiri punya tiga durung gantung.

Tali bingkai durung yang sengaja di ikat menahan beban bingkai pada jerajak besi jembatan bendungan pun di tarik ke atas perlahan-lahan disaat kira-kira ikan hasil tangkapan sudah memadai. 

Begitulah cara proses masyarakat menangkap ikan menggunakan Durung Gantung setiap harinya di lokasi Bendungan Batang Angkola, Sayur Matinggi, Tapsel yang airnya banyak kiriman sampah-sampah rumah tangga itu. 

 
Penampakan Bendungan Batang Angkola di Sayur Matinggi yang sudah mulai tercemar sampah (ANTARA/Kodir)

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021