Seorang guru honor menyampaikan keluhannya terkait kondisi yang dialaminya dan sejumlah honorer lainnya. Hal itu berlangsung pada saat reses anggota DPRD Sumut Dedi Iskandar SE di Lingkungan III Aekkanopan, Rabu sore (7/7).

Wanita berhijab tersebut menyatakan, dirinya dan sejumlah guru honor lainnya saat ini hanya menerima gaji sebesar Rp 300 ribu per bulan. "Gaji saya hanya Rp 300 ribu," ujar wanita yang telah menjadi guru honor selama 16 tahun tersebut.

Pada kesempatan itu, ia juga mengenang pada saat Gubsu dijabat H Samsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho, mereka baru guru honor mendapat subsidi dari provinsi sebesar Rp60 ribu yang diterima per tiga bulan. 


Baca juga: Tingkatkan PAD Labura, konsumen rumah makan dikenakan pajak 10 %

"Tapi sekarang itu tak ada lagi, pak. Memang jumlahnya tak seberapa, tapi itu sangat berarti bagi kami," sebutnya salah acara yang dihadiri Ketua DPD PKS Labura H Panji Pandu Siregar LC, Junaidi Tanjung mewakili Camat Kualuhhulu, Wakapolsek Iptu Darma Bakti dan Lurah Aekkanopan Siswo Rubiono itu.

Menanggapi hal tersebut, Dedi Iskandar menyatakan akan berupaya semampunya. Namun karena SD dan SMP sederajat merupakan domai kabupaten, ia akan mencoba membantu. "Saya akan coba komunikasikan dengan gubernur. Paling tidak saya juga berkoordinasi dengan anggota DPRD Labura darj PKS," terangnya.

Diakuinya, masalah seperti yang dialami guru tersebut bukan yang pertama ditemuinya. Berkaitan dengan hal itu, pihaknya juga pernah menyurati Presiden RI. "Masalah guru honor ini, kami pernah menyurati Presiden RI," ujar politisi PKS yang duduk di Komisi D DPRD Sumut itu.

Reses yang dilaksanakan putra asli Aekkanopan hingga menjelang Maghrib tersebut diwarnai dengan tanya jawab dan kuis. Bagi yang dapat menjawab, panitia menyiapkan sejumlah cinderamata.
 

Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021