Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan membangun kilang produksi dengan tujuan nilai jual dan kapasitas produksi Kopi Arabika Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tinggi.

"Itu janji Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat kunjungan ke Pesantren Modern Darul Mursyid (PDM) Sidabdab Simanosor Kecamatan SD. Hole di bawah pengelolan Yaspenhir Rabu (16/6)," kata Siti Muslihah, Bendahara MPIG Tapsel kepada ANTARA di Sipirok, Sabtu (19/6).

Janji segera membangun kilang produksi kopi setelah menjawab pertanyaan Gubernur Sumut terkait kelemahan, kendala serta kesulitan MPIG mengembangkan Kopi Arabika Sipirok selama ini, sehingga susah memenuhi permintaan pasar luar negeri (ekspor).


Baca juga: Memimpin Sumut, berat badan Edy Rahmayadi turun 8 kg

"MPIG juga sudah sampaikan langsung ke Pak Edy di depan Ketua Yaspenhir Jafar Syahbudin Ritonga bahwa lahan untuk lokasi kilang produkai itu juga sudah ada disiapkan lebih kurang 1 hektare berlokasi di Kecamatan SD.Hole," tambah Siti juga owner Tabo Kopi Sipirok. 

MPIG optimistis dengan adanya kilang produksi maka produktivitas kopi arabika Sipirok semakin meningkat. Karena, sudah bisa mengolah sendiri hasil kopi Sipirok yang mengantongi IG (Indikasi Geografis) dengan jumlah kapasitas besar.

Sehari sebelum bertemu Pengurus MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) Kopi Arabika Sipirok juga sudah bertemu Bupati Tapsel Dolly P. Pasaribu. "Pak Dolly juga cukup respon," kata Siti. 

Pemkab Tapsel juga siap mendorong majunya Kopi Arabika Sipirok hingga mendunia.  Keberadaan Bumdes juga akan diperkuat menampung hasil kopi petani di samping lainnya. 

Terpisah, Ketua MPIG Kopi Arabika Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Suryadi menyambut baik rencana Gubernur Sumut yang akan membangun kilang produksi kopi serta dorongan semangat Bupati Tapsel demi kemajuan petani kopi Tapsel. 

"Ini sejalan dengan program Kelompok Tani Bersama SD.Hole dalam pengembangan Agrofotestri berbasis Kopi Arabika yang lagi dikerjakan di atas lahan 200 hektare kerjasama Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumut," katanya. 

Program agroforestri berbasis kopi memanfaatkan kawasan hutan tanpa merusak hutan ini telah bermitra dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumut yang nantinya menampung seluruh kopi hasil produksi kelompok tani maupun masyarakat dengan kualitas ekspor.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021