Perwakilan manajemen PT Midi Utama Indonesia Tbk, yang merupakan pengelola jaringan ritel nasional bernama Alfamidi di wilayah Sumut, melakukan kunjungan ke sentra pelaku UMKM di Kelurahan Baru Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan.
Kawasan Ladang Bambu adalah desa yang dikenal sebagai sentral penghasil panganan tapai (tape). Warga desanya banyak yang menggantungkan hidup dengan memproduksi makanan tape.
Hal ini tentu merupakan salah satu daerah yang wajib di dukung, karena kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah, yang mendukung pelaku ekonomi kreatif (UMKM).
Baca juga: Alfamidi bagikan paket sembako Kado Ramadhan di Nias
Mayoritas penduduk Ladang Bambu merupakan pelaku UMKM, banyak kreativitas yang dihasilkan seperti handycraft, selain makanan berupa tape ubi dan pulut serta aneka kripik.
Tentunya ini adalah potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.
Kedatangan perwakilan manajemen Alfamidi cabang Medan kali ini, untuk memberikan dukungan kepada UMKM Ladang Bambu.
Inisiatif ini yang dilakukan oleh Alfamidi ini, juga upaya Alfamidi untuk dapat memajukan brand lokal dari produksi Ladang Bambu Kecataman Medan Tuntungan.
Untuk bisa terus berkembang dan menguatkan satu sama lain tentu perlu adanya kerjasama dengan terus mengedepankan strategi, inovasi, dan kolaborasi. Baik dengan pelaku UMKM, pemerintah dan swasta seperti Alfamidi.
Head Marketing Alfamidi cabang Medan, Rudy Irwansyah, mengatakan pihaknya sangat mendukung pengembangan UMKM. Sebagai mana kita ketahui peranan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran sangat besar dalam perekonomian nasional.
Begitu juga tentunya dengan kota Medan Sumatera Utara ini, banyak UMKM yang perlu kami dukung. Oleh karenanya kami dari Alfamidi secara mandiri turut aktif turun kelapangan bersilahturrahmi dengan pelaku UMKM.
"Untuk berdiskusi bersama dan coba membantu memasarkan produk-produk UMKM ke pasar ritel seperti Alfamidi. Alfamidi juga konsen dengan produk produk khas daerah yang sifatnya lokal," katanya.
Kegiatan ini juga adalah komitmen kami sebagai perseroan untuk membantu pelaku usaha lokal. Dimana kami juga paham ekonomi masyarakat juga sedikit berdampak pada masa pandemi ini.
Sehingga, diharapkan Alfamidi dapat membantu pelaku UMKM di kota medan dan sekitanya agar bisa tumbuh dan bangkit bersama Alfamidi, ujarnya.
Sebagaimana kita ketahui UMKM biasanya mampu untuk memproduksi barang dengan rasa dan kualitas yang baik. Namun kendala yang sering dihadapi juga tidak sedikit, misal ketika akan masuk ke pasar modern market, sering terkendala dengan persyaratan yang ketat, khususnya mengenai standar syarat yang harus ada pada label kemasan.
“Saya senang bisa datang dan bertemu langsung dengan UMKM di sini. Produknya cukup kreatif dan bagus. Tentunya hasil pertemuan pertama ini, kami akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan pelaku UMKM, karna masih ada beberapa syarat dalam kemasan produk yang mesti diperbaiki. Kami coba untuk membimbing sampai produk UMKM ini dapat masuk dan dipasarkan di Alfamidi. Ungkap Yemima KristinaPanggabean, selaku Head Merchandising Alfamidi Medan.
Minimnya standar produk sesuai standar nasional / global menjadi penghalang bagi UMKM untuk bisa menembus pasar global. Selain itu kendala yang dihasapi dilapangan terkadang dari sisi produksi, terkadang terjadinya inkonsistensi, serta tidak terjadinya kontinuitas dari produksi. Kendala lain adalah standarisasi dari kualitas dari produknya.
Karena potensi UMKM yang luar biasa besar dan dalam upaya membantu pemerintah, serta upaya meningkatkan ekonomi kreatif, tentunya peran perusahaan swasta yang bergerak di bidang perdagangan ritel seperti Alfamidi sangat diperlukan peran sertanya.
Jika pemerintah dan sektor swasta secara bersama aktif, tentunya ini sangat positif, dalam memberikan dukungan untuk mendorong UMKM naik kelas dari penjual lokal menjadi penyuplai produk nasional atau global.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kawasan Ladang Bambu adalah desa yang dikenal sebagai sentral penghasil panganan tapai (tape). Warga desanya banyak yang menggantungkan hidup dengan memproduksi makanan tape.
Hal ini tentu merupakan salah satu daerah yang wajib di dukung, karena kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah, yang mendukung pelaku ekonomi kreatif (UMKM).
Baca juga: Alfamidi bagikan paket sembako Kado Ramadhan di Nias
Mayoritas penduduk Ladang Bambu merupakan pelaku UMKM, banyak kreativitas yang dihasilkan seperti handycraft, selain makanan berupa tape ubi dan pulut serta aneka kripik.
Tentunya ini adalah potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.
Kedatangan perwakilan manajemen Alfamidi cabang Medan kali ini, untuk memberikan dukungan kepada UMKM Ladang Bambu.
Inisiatif ini yang dilakukan oleh Alfamidi ini, juga upaya Alfamidi untuk dapat memajukan brand lokal dari produksi Ladang Bambu Kecataman Medan Tuntungan.
Untuk bisa terus berkembang dan menguatkan satu sama lain tentu perlu adanya kerjasama dengan terus mengedepankan strategi, inovasi, dan kolaborasi. Baik dengan pelaku UMKM, pemerintah dan swasta seperti Alfamidi.
Head Marketing Alfamidi cabang Medan, Rudy Irwansyah, mengatakan pihaknya sangat mendukung pengembangan UMKM. Sebagai mana kita ketahui peranan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran sangat besar dalam perekonomian nasional.
Begitu juga tentunya dengan kota Medan Sumatera Utara ini, banyak UMKM yang perlu kami dukung. Oleh karenanya kami dari Alfamidi secara mandiri turut aktif turun kelapangan bersilahturrahmi dengan pelaku UMKM.
"Untuk berdiskusi bersama dan coba membantu memasarkan produk-produk UMKM ke pasar ritel seperti Alfamidi. Alfamidi juga konsen dengan produk produk khas daerah yang sifatnya lokal," katanya.
Kegiatan ini juga adalah komitmen kami sebagai perseroan untuk membantu pelaku usaha lokal. Dimana kami juga paham ekonomi masyarakat juga sedikit berdampak pada masa pandemi ini.
Sehingga, diharapkan Alfamidi dapat membantu pelaku UMKM di kota medan dan sekitanya agar bisa tumbuh dan bangkit bersama Alfamidi, ujarnya.
Sebagaimana kita ketahui UMKM biasanya mampu untuk memproduksi barang dengan rasa dan kualitas yang baik. Namun kendala yang sering dihadapi juga tidak sedikit, misal ketika akan masuk ke pasar modern market, sering terkendala dengan persyaratan yang ketat, khususnya mengenai standar syarat yang harus ada pada label kemasan.
“Saya senang bisa datang dan bertemu langsung dengan UMKM di sini. Produknya cukup kreatif dan bagus. Tentunya hasil pertemuan pertama ini, kami akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan pelaku UMKM, karna masih ada beberapa syarat dalam kemasan produk yang mesti diperbaiki. Kami coba untuk membimbing sampai produk UMKM ini dapat masuk dan dipasarkan di Alfamidi. Ungkap Yemima KristinaPanggabean, selaku Head Merchandising Alfamidi Medan.
Minimnya standar produk sesuai standar nasional / global menjadi penghalang bagi UMKM untuk bisa menembus pasar global. Selain itu kendala yang dihasapi dilapangan terkadang dari sisi produksi, terkadang terjadinya inkonsistensi, serta tidak terjadinya kontinuitas dari produksi. Kendala lain adalah standarisasi dari kualitas dari produknya.
Karena potensi UMKM yang luar biasa besar dan dalam upaya membantu pemerintah, serta upaya meningkatkan ekonomi kreatif, tentunya peran perusahaan swasta yang bergerak di bidang perdagangan ritel seperti Alfamidi sangat diperlukan peran sertanya.
Jika pemerintah dan sektor swasta secara bersama aktif, tentunya ini sangat positif, dalam memberikan dukungan untuk mendorong UMKM naik kelas dari penjual lokal menjadi penyuplai produk nasional atau global.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021