Kawanan monyet menyerang habis jagung manis yang di tanam petani di Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. 

"Hama monyet menjadi tantangan petani saat ini. Susah membasminya," kata Herman Harahap kepada ANTARA di Sipirok, Minggu (28/3).

Pengurus Forum Petani Sipirok (FPS) ini mengaku petani di daerahnya kerap mengalami gagal panen khusus jagung gegara hama monyet. 

Baca juga: Ratusan relawan di Tapanuli Selatan berpartisipasi di "World Clean Up Day 2020"

"Dulu para petani sudah pernah rapat dengan pihak pihak Koramil Sipirok membahas hama monyet ini. Namun belum ada solusinya hingga sekarang," ungkapnya.

Kebun jagung Herman sendiri berlokasi di kaki "Dolok" atau Bukit Sibohi, Sipirok. Luasannya lebih kurang 4 rantai (sekitar 80 x 20 meter) dengan jumlah tanaman pohon jagung sekitar 8 ribu batang.

"Sayangnya dua pekan menjelang panen, kita kalah cepat dengan kawanan monyet yang jumlahnya ratusan ekor yang terlebih dahulu memanen jagung manis itu," ucapnya lirih. 

Ia, mengatakan tidak ada jalan lain untuk menghabisi hama monyet satu-satunya dengan cara di tembak. Soalnya, kalau umpan makanan pakai racun, monyet mengetahui. 

"Tidak seperti hama babi dengan cara memberi pagar keliling pada lokasi areal tanaman sudah cukup. Monyet, mau bagaimana? " katanya bertanya. 

Untuk kerugian panen jagung manisnya kali ini, Ia mengaku pasrah "di panen" kawanan monyet. "Mau bilang apa lagi, hasil panen sudah di sikat habis monyet-monyet itu," pungkasnya.
 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021