Pandemi COVID-19 yang masih berlanjut sampai saat ini terus berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Untuk membantu perekonomian yang terpuruk, Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) menyalurkan bantuan untuk dua koperasi pengelola kopi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sabtu (13/3).

Ada pun bantuan yang diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sibolga, Aswin Kosotali, itu adalah 3 unit bangunan rumah kaca (green house) untuk pengolahan kopi dengan kapasitas 20 ton atau senilai Rp879,4 juta lebih.

Sedangkan untuk Koperasi Simpang Duhu Dolok Sejahtera, bantuan yang diberikan berupa pompa air, mesin babat, mesin rousting kopi, dan boiler.

Menurut Kepala KPw BI Sibolga, Aswin Kosotali dalam siaran persnya, Minggu (14/3), mengatakan, penyerahan bantuan PSBI berupa sarana dan prasarana pengelolaan kopi sebagai bentuk dukungan dan dorongan BI bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tengah pandemi COVID-19.

Dikatakan Aswin, sebagaimana diketahui di masa pandemi COVID-19 ini, telah menyebabkan kondisi perekonomian dunia mengalami perlambatan tidak terkecuali Indonesia.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia semula berada di angka 5 persen, menurun menjadi minus 2,07 persen di tahun lalu. Tidak terkecuali di Sumatera Utara juga menurun dari semula 5,22 menjadi minus 2,07 tahun lalu," ungkapnya.

Dijelaskan Aswin, dampak dari kontraksi ekonomi itu telah membuat kondisi perekonomian masyarakat dan usaha begitu berat, dan yang terberat dirasakan oleh UMKM. Sementara UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan jumlah pelaku usahanya sekitar 62 juta. Sehingga hampir tidak mungkin perekonomian Indonesia tumbuh tanpa melakukan pemberdayaan terhadap UMKM.

"Untuk itulah, BI terus mendukung dan mendorong penguatan UMKM, khususnya yang terkait dengan UMKM pariwisata, ketahanan pangan, dan potensi ekspor," tambahnya.

Dalam mewujudkan hal itu sambung Aswin, BI terus berkoordinasi dengan semua pihak, tidak terkecuali dengan anggota DPR RI, Sihar Sitorus untuk mencari informasi pengembangan potensi ekonomi. Hasilnya diperoleh informasi bahwa di Kabupaten Madina terdapat potensi ekonomi yang perlu dikembangkan, yakni kopi.

Oleh karena itu, BI membantu sarana dan prasarana pemberdayaan dengan harapan petani kopi di Madina dapat berdaya melewati masa pandemi COVID-19, terutama dapat mengembalikan kejayaan kopi Madina yang sudah dikenal dunia sebelumnya.

"Semoga bantuan BI ini jadi penyemangat bagi petani kopi di Madina untuk meningkatkan produksi dan juga kualitas, sehingga potensi ekspor kopi Madina dapat disupport meski di tengah tekanan ekonomi Indonesia. Ini bisa kita lakukan kalau kita kreatif dan inovatif, sehingga kopi Madina dan petani kopi di Madina bisa maju dan kesejahteraan petani bisa meningkat," pungkas Aswin.

Untuk diketahui, Kopi Mandailing atau yang di luar negeri juga dikenal dengan sebutan Kopi Mandheling atau Madheling Coffee adalah kopi jenis Arabika. Kopi Mandheling pernah dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia, serta memiliki harga tertinggi di pasar internasional.

Kopi Madheling ini pertama kali ditanam di dekat perbatasan Sumut dan Sumatera Barat (Sumbar) tepatnya di wilayah Pekantan, Madina. Seiring waktu, kopi Mandailing ini juga ditanam di beberapa daerah di Madina lainnya, di antaranya, di Desa Simpang Banyak, Kecamatan Ulu Pungkut dan Pagur di Kecamatan Panyabungan Timur.

Beberapa daerah di luar Madina di Sumut juga bahkan turut menghasilkan kopi Mandailing berkualitas dan kebanyakannya juga berlabel Mandailing, sehingga cukup mengganggu para petani dan pelaku kopi di Madina daerah asalnya.

Sementara itu anggota DPR RI dari Komisi XI, Sihar Sitorus yang turut hadir dalam kegiatan itu mengucapkan terima kasih kepada BI Sibolga karena telah memberikan bantuan sarana dan prasarana pengolahan kopi yang bernilai bagi petani di Madina yang disampaikan lewat koperasi.

Sihar berharap kepada koperasi penerima, supaya menjaga kepercayaan yang diberikan BI dengan cara merawat dan menjaga bantuan dengan sebaik-baiknya dan memanfaatkannya bagi peningkatan produksi dan cita rasa, serta tampilan (kemasan/labeling).

"Bantuan BI ini cukup besar, kalau proposal biasa, Green House tidak akan jadi. Maka, tolong jaga kepercayaan yang diberikan BI atas bantuan tersebut supaya jangan ini bantuan yang terakhir dari BI," pinta Sihar.

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021