Tambang liar (TL) mulai merajalela di Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ini menjadi "PR" bagi semua pihak.

"Sudah banyak kali di situ pertambangan liar," ungkap Syahrul M.Pasaribu, yang baru mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Tapanuli Selatan 17 Februari 2021 kemarin.

Syahrul menegaskan itu saat malam keakraban bersama sejumlah rekan-rekan jurnalis di Five and Co Cafe, Jalan Kenanga, Kota Padang Sidempuan, Sabtu (20/2) malam. 

Baca juga: Diiringi lambaian tangan, Syahrul tinggalkan Kantor Bupati Tapsel gunakan helikopter

"Hamdi, itu bekas wilayah kerja saudara dulunya (Angkola Selatan)," jelas Syahrul kepada Hamdi Pulungan yang kebetulan hadir malam itu.

Penjelasan singkat Syahrul itu mengisyaratkan agar pihak-pihak terkait bisa menindaklanjuti menghentikan praktik penambangan liar diduga mencari bongkahan emas itu. 

Syahrul dinilai tidak ingin kerusakan lingkungan  Angkola Selatan semakin bertambah parah seiring tumbuh liarnya tambang liar.

"Dari udara menggunakan Helikopter terlihat jelas banyak tambang-tambang liar itu. Melalui Mar-Mar Style (Turun desa) lokasinya tidak pernah ditembus. Banyak, " jelasnya. 

Pemantauan menggunakan Heli PT. Aigincourt Resources pengelola Tambang Emas Martabe Batang Toru, Rabu (17/2). Ia bersama Sofyan Adil, Kadis PMPTSP Tapsel dan pihak PT AR usai acara perpisahan dengan seluruh ASN sekaligus meninggalkan Perkantoran Bupati seiring masa Purna Bakti.

"Pemantauan udara Mitigasi Bencana Angkola Selatan sekaligus berkeliling memantau lokasi Tambang Emas Martabe yang hendak ekspansi bukan terkait pelebaran tetapi pendalaman lokasi tambang.m," ungkapnya. 

Pemantauan diakukan,singgungnya, sebelum Ia, hendak menandatangi Mitigasi Bencana antara Pemkab Tapsel dan PT AR. Ini tindaklanjut pertemuan terdahulu dengan pihak Provinsi Sumut, Pusat Pemkab Tapsel dan PT. AR, pungkasnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021