Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung, dr Janri Ayogie Nababan mengungkapkan, lonjakan jumlah pasien penderita COVID-19 di rumah sakit rujukan tersebut memenuhi sebanyak 32 unit ruang isolasi bertekanan negatif, serta 8 unit ruang isolasi non tekanan negatif di RSUD Tarutung.

"Ruang isolasi bagi pasien COVID-19 di RSUD Tarutung sudah penuh. Saat ini, untuk perawatan para penderita, kita juga membutuhkan relawan COVID yang akan menerima insentif sekitar Rp.5 juta selama pandemi dari Kemenkes," ungkap dr Janri kepada ANTARA, Jumat (15/1).

Baca juga: Pakai sabu sebelum aksi, sindikat copet di Pajak Tarutung diringkus

Harapnya, peluang kebutuhan relawan medis tersebut segera dapat terpenuhi dalam mengatasi lonjakan jumlah pasien dimaksud.

"Dengan meningkatnya kasus ini, kita membuka peluang bagi tenaga kesehatan, perawat ataupun bidan sebagai relawan yang akan menerima insentif dari Kementerian," ujarnya.

Dikatakan, lonjakan jumlah pasien ditengarai terjadi sebagai dampak dari aktivitas libur Natal dan tahun baru 2021.

"Dari 40 pasien COVID-19 yang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi, mayoritas merupakan warga Taput," sebutnya.

"Sebagian pasien memiliki riwayat perjalanan ke luar kota, dan sebagian besar terpapar di Taput. Kemungkinannya saat libur Natal tahun baru ada kunjungan sanak saudara dari luar kota," imbuh Janri.

dr Janri juga menekankan pentingnya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan menyuci tangan, bagi setiap orang dalam mengantisipasi lonjakan penderita COVID-19, saat ini.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021