Inflasi Sumut pada 2020 masih di bawah prakiraan atau hanya 1,96 persen sebagai dampak melemahnya daya beli akibat pandemi COVID-19.

"Sebelumnya BI memprediksi inflasi Sumut pada 2020 berada di rentang target yang diperkirakan di kisaran 2,6 - 3 persen secara "year on year".Nyatanya realisasinya lebih rendah," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Senin (4/1).

Bahkan inflasi Sumut di 2020 yang sebesar 1,96 persen itu berada di bawah 2019 yang sebesar 2,33 persen.

"Inflasi di 2020 yang di bawah prediksi merupakan dampak pandemi COVID-19," ujarnya.

Baca juga: BPS: Ekspor Sumatera Utara terbesar ke China

Syech menjelaskan, pada Desember 2020, lima kota yang dijadikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mengalami inflasi didorong kenaikan harga bahan makanan menjelang Natal dan tahun baru.

Inflasi terbesar terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen.

Kemudian Pematang Siantar 1,47 persen, Sibolga 1,32 persen, Padang Sidempuan satu persen dan Kota Medan 0,65 persen.

Inflasi di lima kota IHK didorong kenaikan harga berbagai barang menjelang Natal dan tahun baru.

Komoditas utama penyumbang inflasi selama Desember 2020 antara lain, cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, ikan dencis, dan minyak goreng,

"Akibat lima kota IHK mengalami inflasi, maka inflasi di Sumut pada Desember 2020 sebesar 0,75 persen. Namun inflasi sepanjang tahun 2020 masih rendah atau 1,96 persen," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021