Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara menggelar penataran untuk pelatih Pelatda selama empat hari sebagai salah satu program penyegaran bagi pelatih yang saat ini sedang mempersiapkan atlet binaannya menghadapi PON XX Papua.

Wakil Ketua I KONI SUmut Prof Agung Sunarno di Medan,Rabu, mengatakan, program penyegaran pelatih Pelatda PON Sumatera Utara terus bergulir dengan berbasiskan data.

“Membentuk manusia itu tidak bisa satu kali pertemuan dan sentuhan saja. Apalagi untuk membentuk atlet berprestasi. Itulah mengapa kami nilai penataran untuk pelatih ini sangat penting," katanya.

Baca juga: KONI Sumut ajak atlet disiplin terapkan prokes

Menurut  Guru Besar Olahraga Universitas Negeri Medan (Unimed) itu, kegiatan penyegaran pelatih yang berlangsung di Aula KONI Sumut itu berdasarkan data hasil tes fisik tahap kedua atlet Pelatda PON Sumut pada minggu kedua Desember 2020.

“Kita sudah lakukan tes tahap kedua, tentu dengan memberlakukan sistem degradasi. Mulai 1 Januari 2021 akan keluar SK Baru Pelatda dan akan ada tes lagi bulan April 2021,” tegasnya.

Dia pun mengharapkan para pelatih yang telah mengikuti penataran dapat menularkan pemahaman dan pengalamannya kepada para pelatih lainnya, terutama untuk kepentingan pelatda jangka panjang menuju PON 2024.

“Mulai 1 Juli 2021 akan ada pelatda jangka panjang untuk atlet lapis kedua. Prediksinya akan masuk 400 atlet dan nantinya pasti terus bertambah, demikian pula dengan pelatihnya,” tegas Prof Agung.

Turut mendampingi Prof Agung Sunarno di antaranya Kabid Binpres KONI Sumut Mesnan MKes, Kabid Humas SR Hamonangan Panggabean serta unsur pengurus Roberto Sembiring, Joshua Sinurat dan Pujianto. 
    
Sebelumnya Ketua Panitia H Basyaruddin Daulay MKes mengatakan, penataran untuk pelatih tersebut diikuti 53 pelatih dari 28 cabang olahraga Sumut yang lolos PON XX Papua.

Kegiatan menghadirkan dua narasumber yang merupakan pelatih berpengalaman nasional sekaligus dosen dari UNJ Jakarta, yakni Dr Iman Sulaiman Zamzami MPd dan Drs Oktavianus Matakupan MPd.
    
“Selama empat hari di sini rasanya paling berkesan. Sebab semua pesertanya begitu tekun, sehingga saat jam makan pun mereka sering lupa,” ungkap Oktav. 

Menurut mantan pelari 400 dan 800 meter itu, metode pelatihan mereka belum pernah diterapkan di tempat lain dan merupakan handycap nasional.

“Semoga pesertanya dua langkah lebih maju. Dunia pelatihan itu sederhana saja. Semuanya dimulai dari data, dievaluasi dengan data dan dieksekusi dengan data,” beber Oktav.

“Ini tonggak awal bagi pelatih Sumut dan mereka sedang memasuki masa transisi berbasis data. Tapi semangat mereka luar biasa untuk itu,” puji penggemar olahraga mendaki gunung tersebut.




 

Pewarta: Juraidi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020