Dalam rangka peringatan 100 tahun ITB dan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, Ikatan Alumni ITB Sumatera Utara bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan konferensi internasional tentang keamanan energi dengan nama Medan International Conference on Energy and Sustainability 2020 (MICES 2020).

Acara digelar27 – 28 Oktober 2020 dengan tema "Energy, Covid-19, and The Changing World" di Kota Medan, Sumatera Utara melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal Youtube, Selasa (27/10).

Baca juga: Polisi di Medan ditembak orang tak dikenal

Ketua Umum Alumni ITB yang juga selaku Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin juga menyampaikan dalam rangka Peringatan 100 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, Ikatan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar web seminar internasional Medan Internasional Conference on Energy and Sustainability (MICES) 2020 dengan tajuk "Energy, Covid-19, and the Changing World" yang dinantinya dapat memberikan solusi dan masukan kepada pemerintah dalam perspektif bidang energi.  

Plt Wali Kota Medan Arief Sudarto Trinugroho dalam sambutannya mengatakan COVID-19 tidak hanya mempengaruhi perluasan ekonomi dan ancaman kemiskinan namun juga kemungkinan transisi energi yang membutuhkan pertimbangan ekstra menuntut kebijakan luar biasa.

"Kita harus bekerja dengan pola baru kehidupan, pandemi COVID-19 telah mengubah dunia. Saya pikir itu pilihan yang tepat untuk memilih tema untuk konferensi ini karena semua ini akan mempengaruhi prospek masa depan dan menjadi dasar untuk membuat keputusan kebijakan yang tepat dan efisien," katanya.

Ia berharap melalui konferensi ini akan menghasilkan solusi alternatif bagi kita untuk menentukan kebijakan publik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Sementara itu, Rektor USU Runtung Sitepu dan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah dalam sambutan mereka menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi pengetahuan dan informasi bagi masyarakat untuk mengetahui perkembangan dan perubahan di sektor energi Indonesia di masa pandemi COVID-19.
 
Rektor USU Runtung Sitepu ketika mengikuti Medan International Conference on Energy and Sustainability 2020 (MICES 2020), dengan tema "Energy, Covid-19, and The Changing World" di Kota Medan, Sumatera Utara melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal Youtube, Selasa (27/10). (ANTARA/HO).

Zaid Nasution, sebagai Ketua Panitia MICES 2020, berharap konferensi MICES dapat menghadirkan pakar2 energi dari berbagai negara guna membahas berbagai tema2 energi, baik energi konvensional maupun renewable, bahkan juga nuklir. 

Hal ini dianggap diperlukan utk mengantisipasi keamanan kebutuhan energi masa depan di Indonesia, khususnya guna menyesuaikan thd rencana pertumbuhan ekonomi sebagaimana diharapkan oleh kemunculan Omnibus Law Cipta Kerja.

Hadir sebagai pemateri diantaranya Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, Head of Renewable Energy ITB Prof Priyono Sutikno dan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Nizam dengan materi Kebijakan Mendikbud Dalam Mitigasi COVID-19 serta Professor in Energy Systems Planning at KTH Semida Silveira dengan materi  The Potential of Bioenergy in Indonesia After The Pandemic.

Prof Priyono Sutikno sebagai salah satu nara sumber membahas materi terkait "Dampak pandemi COVID-19 terhadap pengembangan energi terbarukan nasional"

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa dunia termasuk Indonesia dilanda bencana pandemi virus corona. COVID-19 telah mengakibatkan semua proyeksi ekonomi terkait dengan pertumbuhan ekonomi, permintaan, pertumbuhan industri, penyediaan pembiayaan maupun daya beli masyarakat menurun. 

"Pandemi COVID-19 turut memukul pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Harga energi terbarukan kalah bersaing dengan harga energi fosil yang saat ini sangat murah seiring berkurangnya permintaan di tengah pasokan yang berlimpah," katanya.

Hal ini berpengaruh kepada kemampuan negara untuk melakukan ekspansi dan menjaga momentum pertumbuhan. Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia melakukan penyesuaian dan revisi dalam target-targetnya. Hal ini tentu berdampak juga dalam bidang kebijakan energi.

Acara webinar Internasional yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini diikuti oleh lebih dari 350 peserta dari dalam dan luar negeri.

Pewarta: Septianda Perdana

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020