Pejabat sementara Wali Kota Gunungsitoli Provinsi Sumatera Utara Abdul Haris Lubis berharap tes usap massal yang digelar pemerintah daerah setempat lebih mengutamakan tenaga medis dan aparatur sipil negara di bidang kesehatan.
"Kita harap tes usap mengutamakan tenaga medis dan ASN kesehatan. Kesehatan mereka harus terjamin lebih dahulu sebab merekalah yang merawat dan melayani masyarakat," katanya di Gunungsitoli, Sabtu (3/10).
Ia juga mengimbau masyarakat mau dan secara sukarela datang untuk melakukan tes usap sebab pihaknya menargetkan sebanyak 100 orang per hari dapat di tes usap.
Baca juga: Pemkot Gunungsitoli lakukan tes usap massal
"Swab test massal ini sudah dimulai sejak tanggal 30 September 2020 dan kita targetkan sebanyak 2.000 orang di seluruh Kepulauan Nias dapat di swab," katanya.
Ia juga menyampaikan pelaksanaan tes usap tersebut dilakukan selama dua minggu dan jika kelak dianggap perlu untuk diperpanjang, maka akan dilanjutkan lagi.
"Jika pelaksanaan tes usap massal kepada 2.000 warga itu bisa terpenuhi, maka dapat memprediksi apakah COVID-19 sudah menyebar atau belum di seluruh Kepulauan Nias," ungkapnya.
Dimana hal tersebut menurut dia dapat memberikan kesimpulan, apakah pembatasan yang dilakukan di Kepulauan Nias perlu diperpanjang atau tidak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kita harap tes usap mengutamakan tenaga medis dan ASN kesehatan. Kesehatan mereka harus terjamin lebih dahulu sebab merekalah yang merawat dan melayani masyarakat," katanya di Gunungsitoli, Sabtu (3/10).
Ia juga mengimbau masyarakat mau dan secara sukarela datang untuk melakukan tes usap sebab pihaknya menargetkan sebanyak 100 orang per hari dapat di tes usap.
Baca juga: Pemkot Gunungsitoli lakukan tes usap massal
"Swab test massal ini sudah dimulai sejak tanggal 30 September 2020 dan kita targetkan sebanyak 2.000 orang di seluruh Kepulauan Nias dapat di swab," katanya.
Ia juga menyampaikan pelaksanaan tes usap tersebut dilakukan selama dua minggu dan jika kelak dianggap perlu untuk diperpanjang, maka akan dilanjutkan lagi.
"Jika pelaksanaan tes usap massal kepada 2.000 warga itu bisa terpenuhi, maka dapat memprediksi apakah COVID-19 sudah menyebar atau belum di seluruh Kepulauan Nias," ungkapnya.
Dimana hal tersebut menurut dia dapat memberikan kesimpulan, apakah pembatasan yang dilakukan di Kepulauan Nias perlu diperpanjang atau tidak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020