Peristiwa naas dialami pasangan suami istri, Marojahan Panggabean (36) dan Sanggul boru Tarihoran (30) bersama dua anaknya, warga Desa Sakkaran, Kecamatan Siatasbarita, Kabupaten Tapanuli Utara, yang berniat mengaminkan keinginan anaknya untuk menyaksikan keriuhan gempita HUT RI ke-75, yang sebelumnya saban tahun menyita keramaian di pusat kota Tarutung.
"Kami sangat sedih, saat mereka ingin menyaksikan keriuhan gempita hari merdeka di Kota Tarutung, si ayah meninggal tragis dan putri sulungnya Ribka Tarihoran yang masih berusia 3,5 tahun mengalami kritis akibat tabrakan," terang Maria Sinaga, salah seorang tetangga korban yang juga kerabat jauh mendiang Marojahan kepada ANTARA, Selasa (18/8).
Baca juga: 157 napi Rutan Tarutung terima remisi kemerdekaan
Disebutkan, sebelum terjadinya peristiwa naas yang menewaskan Marojahan, kondisi perayaan HUT RI ke-75 yang memang tidak diperkenankan untuk digelar dengan keriuhan seperti sedia kala akibat pandemi COVID-19, sudah dijelaskan kepada kedua anaknya.
Namun, rengekan dan tangisan anak untuk dibawa berkendara menuju pusat Kota Tarutung, tak kuasa menyurutkan langkah Marojahan dan keluarga untuk menaiki sepeda motornya.
Ibarat kata peribahasa, malang tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih, justru peristiwa naas yang menunggu keluarga tersebut di jalan lintas Tarutung-Sipirok KM 06-07 Desa Sakkaran Siatasbarita, Taput, sekira pukul 10.00 WIB, Senin (17/8).
Baca juga: Pisang barangan merah Simangumban Taput tembus pasar Jakarta
Sepeda motor yang dikendarai Marojahan, istri dan kedua anaknya terlibat tabrakan yang mengakibatkan si ayah meregang nyawa dan putri sulungnya, Ribka, harus dilarikan ke RS Mitra Sejati Medan untuk menjalani operasi otak dan patah tulang.
"Hari ini mendiang akan dikebumikan, sementara Ribka masih dalam kondisi kritis di RS Mitra Sejati. Tuhan tolonglah keluarga ini. Bagi siapa saja, kami memohon dan butuh uluran tangan untuk pengobatan Ribka," isak Maria. Terkait peristiwa laka lantas yang dialami Marojahan dan keluarga, Kasubbag Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing menyebutkan, peristiwa naas berawal saat sepeda motor Honda Supra yang dikendarai para korban ditabrak oleh sepeda motor merek Yamaha Jupiter tanpa nomor polisi yang dikendarai Anju Panggabean (16), dan Alexena Pardo Sitompul (11), keduanya warga Desa Sakkaran Siatasbarita.
Baca juga: Catatkan 1.697 kasus stunting di 2020, ini langkah Pemkab Taput di tengah pandemi COVID-19
"Berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian, pengendara Yamaha Jupiter melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi hingga hilang kontrol dan lari jalur serta menabrak sepeda motor Honda milik Marojahan," sebutnya.
Polisi menyatakan, akibat peristiwa tersebut, Marojahan yang mengalami luka berat di sekujur tubuh meninggal dunia setibanya di RSU Tarutung.
Istri dan anak mendiang juga mengalami luka, dan saat ini masih dirawat di rumah sakit .
Sementara itu, pengendara motor Yamaha yakni Anju dan Alexena juga mengalami luka serius di sekujur tubuh, dan masih di rawat di rumah sakit.
"Kita telah melakukan olah TKP, memeriksa saksi-saksi, dan telah mengamankan kedua kendaraan yang terlibat tabrakan, sebagai barang bukti," tukas Walpon.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kami sangat sedih, saat mereka ingin menyaksikan keriuhan gempita hari merdeka di Kota Tarutung, si ayah meninggal tragis dan putri sulungnya Ribka Tarihoran yang masih berusia 3,5 tahun mengalami kritis akibat tabrakan," terang Maria Sinaga, salah seorang tetangga korban yang juga kerabat jauh mendiang Marojahan kepada ANTARA, Selasa (18/8).
Baca juga: 157 napi Rutan Tarutung terima remisi kemerdekaan
Disebutkan, sebelum terjadinya peristiwa naas yang menewaskan Marojahan, kondisi perayaan HUT RI ke-75 yang memang tidak diperkenankan untuk digelar dengan keriuhan seperti sedia kala akibat pandemi COVID-19, sudah dijelaskan kepada kedua anaknya.
Namun, rengekan dan tangisan anak untuk dibawa berkendara menuju pusat Kota Tarutung, tak kuasa menyurutkan langkah Marojahan dan keluarga untuk menaiki sepeda motornya.
Ibarat kata peribahasa, malang tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih, justru peristiwa naas yang menunggu keluarga tersebut di jalan lintas Tarutung-Sipirok KM 06-07 Desa Sakkaran Siatasbarita, Taput, sekira pukul 10.00 WIB, Senin (17/8).
Baca juga: Pisang barangan merah Simangumban Taput tembus pasar Jakarta
Sepeda motor yang dikendarai Marojahan, istri dan kedua anaknya terlibat tabrakan yang mengakibatkan si ayah meregang nyawa dan putri sulungnya, Ribka, harus dilarikan ke RS Mitra Sejati Medan untuk menjalani operasi otak dan patah tulang.
"Hari ini mendiang akan dikebumikan, sementara Ribka masih dalam kondisi kritis di RS Mitra Sejati. Tuhan tolonglah keluarga ini. Bagi siapa saja, kami memohon dan butuh uluran tangan untuk pengobatan Ribka," isak Maria. Terkait peristiwa laka lantas yang dialami Marojahan dan keluarga, Kasubbag Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing menyebutkan, peristiwa naas berawal saat sepeda motor Honda Supra yang dikendarai para korban ditabrak oleh sepeda motor merek Yamaha Jupiter tanpa nomor polisi yang dikendarai Anju Panggabean (16), dan Alexena Pardo Sitompul (11), keduanya warga Desa Sakkaran Siatasbarita.
Baca juga: Catatkan 1.697 kasus stunting di 2020, ini langkah Pemkab Taput di tengah pandemi COVID-19
"Berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian, pengendara Yamaha Jupiter melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi hingga hilang kontrol dan lari jalur serta menabrak sepeda motor Honda milik Marojahan," sebutnya.
Polisi menyatakan, akibat peristiwa tersebut, Marojahan yang mengalami luka berat di sekujur tubuh meninggal dunia setibanya di RSU Tarutung.
Istri dan anak mendiang juga mengalami luka, dan saat ini masih dirawat di rumah sakit .
Sementara itu, pengendara motor Yamaha yakni Anju dan Alexena juga mengalami luka serius di sekujur tubuh, dan masih di rawat di rumah sakit.
"Kita telah melakukan olah TKP, memeriksa saksi-saksi, dan telah mengamankan kedua kendaraan yang terlibat tabrakan, sebagai barang bukti," tukas Walpon.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020