Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melalui Dinas Kesehatan mencatat angka penderita stunting sebanyak 1.697 balita dari total 20.944 balita yang ditimbang per Februari 2020.

"Per Februari 2020, ada sebanyak 1.697 kasus stunting dari 20.944 balita yang ditimbang," terang Kepala Dinas Kesehatan Taput, Alexander Gultom kepada ANTARA, Selasa (11/8).

Dikatakan, angka tersebut berada pada persentase 8,1 persen dari jumlah total balita yang ditimbang.

Baca juga: Sempat putus seminggu, perbaikan Jembatan Aek Puli akses antar desa jadi perhatian Kapolres Taput

Untuk percepatan penanganan dan penurunan angka tersebut, kata Alex, Bupati Taput telah menerbitkan peraturan dengan melibatkan instansi terkait, yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan aparat desa dalam kegiatan posyandu, pembentukan rumah sehat, rembuk stunting, serta pelatihan bagi aparat desa dan kader pembangunan manusia.

"Selain itu, pelayanan kesehatan melalui konseling dan penyuluhan kesehatan mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil dan ibu nifas, juga ditingkatkan," terangnya.

Demikian halnya, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, pembelian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, serta pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, juga turut dilakukan.

Baca juga: Miris, Polisi temukan 1.500 pelanggaran protokol kesehatan dalam Operasi Patuh Toba 2020

Menurut Alex, stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam seribu hari pertama kehidupan, yakni dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Stunting dapat berpengaruh pada tingkat kecerdasan, perkembangan otak, keberhasilan pendidikan, produktivitas, dan daya saing sumber daya manusia.

"Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berdasarkan umur berada di bawah minus 2 standar deviasi," jelasnya.

Disebutkan, untuk data stunting pada Maret 2020 hingga terkini, masih dalam tahap verifikasi akibat pandemi COVID-19 yang mengakibatkan pemantauan pertumbuhan mengalami kendala.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020