Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Utara memberikan bantuan kepada seorang pedagang tape keliling di Kota Medan bernama Jumiati (51) yang terdampak COVID-19.
 
Marketing Communication ACT Sumut Ilham Moehammad, Jumat mengatakan, penyaluran bantuan diberikan setelah tim ACT menyusuri kawasan pemukiman di wilayah Medan dan sekitarnya, untuk mencari beberapa calon penerima manfaat. 
 
"Pemukiman yang menjadi target kita adalah lingkungan masyarakat kalangan menengah kebawah yang terdampak secara ekonomi akibat COVID-19," katanya.

Baca juga: ACT Sumut beri bantuan gerobak kepada penjual keripik

Baca juga: ACT berikan layanan makan gratis selama tiga hari di Medan
 
Ilham mengatakan, pada saat tim menyusuri kawasan Kelurahan Harjosari I Medan Amplas, tim bertemu dengan dengan Jumiati yang saat itu sedang berkeliling menjual tape dengan menitipkan dagangannya dari warung ke warung.
 
Tim kemudian menghampiri Jumiati. Tim mengetahui bahwa Jumiati tinggal bersama suaminya di Jalan Garu II, Kelurahan Harjosari I Medan Amplas. 
 
Jumiati yang memiliki tiga orang anak ini terpaksa ikut mencari rezeki demi membantu suaminya yang sehari-harinya hanya berprofesi sebagai penarik becak dayung. 

Baca juga: ACT Sumut semprot disinfektan Perum LKBN Antara Biro Sumut
 
Ilham mengatakan, sudah 9 tahun Jumiati menggeluti usaha rumahan ini. Walau dengan keterbatasan modal dan tenaganya yang sudah tua, Jumiati tetap berupaya demi meringankan tugas-tugas suaminya dalam mengais rezeki demi kebutuhan rumah tangga dan sekolah ketiga anaknya. 
 
Setiap harinya, Jumiati mampu memproduksi tape ubi dan tape pulut sebanyak lebih kurang 100 bungkus. Dengan target akan disebar di 10 warung langganannya. 
 
Diakuinya, lanjut Ilham, sebelum COVID-19 melanda, penjualan dari tape buatannya mampu memenuhi kebutuhan keluarga walaupun hanya sekedar cukup untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan makan dan jajan anak sekolah. 
 
Namun setelah COVID-19 melanda, penjualan pun menjadi sangat menurun, karena warung yang biasanya dijadikan mitra untuk penitipan tape, kini tidak buka usaha atau tutup sementara.
 
"Malah katanya ada warung yang belum tutup, namun mereka menolak menjual dagangan Jumiati, dengan alasan khawatir tape itu tidak ada orang yang mau membeli, karena pada saat ini masyarakat memang merasa lebih penting belanja kebutuhan sehari-sehari seperti sembako," ujar Ilham.
 
Selain harus memikirkan biaya untuk menopang hidup, kata Ilham, Jumiati juga harus membiayai sekolah anaknya. 
 
"Setelah mendengar kisah Jumiati, tim kemudian memberikan bantuan berupa modal usaha kepada Jumiati. Semoga modal usaha ini bisa membantu meringankan beban Jumi dan keluarganya," ujarnya.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020