Seorang istri Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kepuh, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Nurhayati (35) meninggal bersama bayinya di rumah sewanya Puchong Perdana, Selangor, Malaysia, Selasa, karena komplikasi saat bersalin di rumahnya.
Sang suami Sumaji (38) asal Desa Pojok Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur mengaku tidak punya uang untuk membawa istrinya
melakukan persalinan di Rumah Sakit Puchong Perdana disamping dia tidak mempunyai dokumen lengkap.
Baca juga: Pemerintah tidak melarang pengiriman TKI ke negara dengan kasus corona
Jenazah almarhum kemudian dibawa ke Rumah Sakit Serdang, Rabu, oleh seorang aktifis sosial dari Persatuan Kepolisan Komuniti Malaysia, Kuan Chee Heng, setelah dia ditelepon oleh tetangga almarhum di daerah Puchong Perdana untuk meminta bantuan.
Kuan yang lebih dikenali sebagai Uncle Kentang kemudian membagikan kejadian yang dialaminya melalui akun YouTube miliknya yang sempat viral di Kuala Lumpur dan mengundang simpati serta iba warga setempat.
Baca juga: TKI asal Nunukan tewas diduga dibunuh di Kota Kinabalu Malaysia
Begitu Kuan mendapat telepon dia terus bergegas menemui Sumaji yang menetap di bilik sewa di Taman Putra Perdana, Puchong Perdana. Saat itu dia menjumpai sang ibu sudah meninggal dengan bayi perempuan di kaki ibunya.
Dia kemudian segera membawa almarhum ke rumah sakit dengan ambulan komunitas ditemani Sumaji dan anaknya.
"Menyedihkan apabila melihat Sumaji duduk tersandar di tepi pintu bilik bersama jenazah isterinya yang ditutup dengan kain. Sumaji memberitahu, dia tidak dapat ke hospital bagi menguruskan jenazah isterinya karena masalah keuangan," jelasnya.
Dia mengatakan sekarang ini dia membantunya menguruskan jenazah bersama Sumaji sekaligus melakukan visum.
Kuan Chee Heng mengaku mendapatkan bantuan sukarelawan dan pihak masjid untuk urusan pengebumian jenazah almarhum di Tanah Perkuburan Taman Putra Perdana.
"Setelah kematian isteri dan anak bungsunya hanya anak sulung lelakinya yang ada bersamanya saat itu,” sebutnya.
Kun menceritakan dia diberitahu oleh si suami bahwa dia bimbang ke rumah sakit karena tidak mempunyai uang yang cukup untuk membawa isterinya ke tempat tersebut lalu dia mengambil keputusan isterinya bersalin di rumah saja.
Namun malangnya si isteri kemudiannya mengalami komplikasi sewaktu melahirkan bayi tersebut.
Saat ditemui di Rumah Sakit Serdang Kuan Chee Heng menasehatkan warga negara asing tanpa melihat negara asal, uang atau permit (izin kerja) agar segera ke rumah sakit pemerintah apabila berhadapan dengan situasi darurat.
Sumaji saat ditemui di rumah sakit terlihat masih berduka sedangkan sang anak belum tahu kalau ibunya meninggal dunia.
Setelah menguburkan jenazah istrinya Sumaji yang bekerja sebagai tukang las rencananya akan memulangkan anaknya ke Indonesia kemudian akan kembali lagi bekerja di Malaysia.
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Agung Cahaya Sumirat berjanji akan memberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk kepulangan Sumaji kembali ke Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Sang suami Sumaji (38) asal Desa Pojok Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur mengaku tidak punya uang untuk membawa istrinya
melakukan persalinan di Rumah Sakit Puchong Perdana disamping dia tidak mempunyai dokumen lengkap.
Baca juga: Pemerintah tidak melarang pengiriman TKI ke negara dengan kasus corona
Jenazah almarhum kemudian dibawa ke Rumah Sakit Serdang, Rabu, oleh seorang aktifis sosial dari Persatuan Kepolisan Komuniti Malaysia, Kuan Chee Heng, setelah dia ditelepon oleh tetangga almarhum di daerah Puchong Perdana untuk meminta bantuan.
Kuan yang lebih dikenali sebagai Uncle Kentang kemudian membagikan kejadian yang dialaminya melalui akun YouTube miliknya yang sempat viral di Kuala Lumpur dan mengundang simpati serta iba warga setempat.
Baca juga: TKI asal Nunukan tewas diduga dibunuh di Kota Kinabalu Malaysia
Begitu Kuan mendapat telepon dia terus bergegas menemui Sumaji yang menetap di bilik sewa di Taman Putra Perdana, Puchong Perdana. Saat itu dia menjumpai sang ibu sudah meninggal dengan bayi perempuan di kaki ibunya.
Dia kemudian segera membawa almarhum ke rumah sakit dengan ambulan komunitas ditemani Sumaji dan anaknya.
"Menyedihkan apabila melihat Sumaji duduk tersandar di tepi pintu bilik bersama jenazah isterinya yang ditutup dengan kain. Sumaji memberitahu, dia tidak dapat ke hospital bagi menguruskan jenazah isterinya karena masalah keuangan," jelasnya.
Dia mengatakan sekarang ini dia membantunya menguruskan jenazah bersama Sumaji sekaligus melakukan visum.
Kuan Chee Heng mengaku mendapatkan bantuan sukarelawan dan pihak masjid untuk urusan pengebumian jenazah almarhum di Tanah Perkuburan Taman Putra Perdana.
"Setelah kematian isteri dan anak bungsunya hanya anak sulung lelakinya yang ada bersamanya saat itu,” sebutnya.
Kun menceritakan dia diberitahu oleh si suami bahwa dia bimbang ke rumah sakit karena tidak mempunyai uang yang cukup untuk membawa isterinya ke tempat tersebut lalu dia mengambil keputusan isterinya bersalin di rumah saja.
Namun malangnya si isteri kemudiannya mengalami komplikasi sewaktu melahirkan bayi tersebut.
Saat ditemui di Rumah Sakit Serdang Kuan Chee Heng menasehatkan warga negara asing tanpa melihat negara asal, uang atau permit (izin kerja) agar segera ke rumah sakit pemerintah apabila berhadapan dengan situasi darurat.
Sumaji saat ditemui di rumah sakit terlihat masih berduka sedangkan sang anak belum tahu kalau ibunya meninggal dunia.
Setelah menguburkan jenazah istrinya Sumaji yang bekerja sebagai tukang las rencananya akan memulangkan anaknya ke Indonesia kemudian akan kembali lagi bekerja di Malaysia.
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Agung Cahaya Sumirat berjanji akan memberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk kepulangan Sumaji kembali ke Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020