Dua belas orang meninggal dan 61 lainnya tertular virus corona di Iran, kata kementerian kesehatan Teheran, Senin (24/2).

Namun menurut seorang anggota parlemen, di Kota Qom saja ada 50 orang yang meninggal karena virus corona dalam dua minggu terakhir ini. Qom terletak di 120 km (75 mil) selatan Teheran, Ibu Kota Iran.

Sementara itu, kantor berita negara IRNA dengan mengutip seorang pejabat setempat melaporkan bahwa lebih dari 10.000 pecandu narkoba dikarantina di pusat-pusat perawatan di provinsi Teheran untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Syuting "Mission Impossible: 7" ditunda karena virus corona

"Jumlah kematian akibat penyakit corona di Iran telah mencapai 12 dan jumlah yang terinfeksi telah mencapai 61," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur, seperti dikutip IRNA.

Namun anggota parlemen yang mewakili Qom, Ahmad Amirabadi Farahani, menyebutkan 50 orang meninggal di Qom dan 250 orang telah dikarantina di sana.

Farahani menuduh pemerintah lambat mengumumkan wabah itu. Menurut dia, kota itu tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani krisis, menurut kantor berita ILNA.

Jahanpur menampik angka 50 orang yang tewas itu sebagai kabar yang "sangat bohong".

Baca juga: Pulau Sebaru jadi tempat untuk observasi Virus Corona

"(Farahani) tidak punya hak menyatakan pandangan tentang masalah ini, dia juga tidak punya informasi," kata Jahanpur, seperti dikutip IRNA.

Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi, dalam konferensi pers di televisi negara, menyatakan ia akan mengundurkan diri jika jumlah korban jiwa di Qom bahkan mencapai seperempat dari 50.

Pertentangan soal data di antara para pejabat itu menyoroti kritik terhadap cara pemerintah menangani penyebaran virus corona di Iran. Hujan kritik itu berasal dari kalangan pejabat maupun warga negara Iran, yang menyampaikannya secara daring.

Sementara itu, kepala operasi antipenyelundupan narkoba di provinsi Teheran mengatakan sekitar 10.500 pecandu narkoba sudah dikarantina di pusat-pusat perawatan di Teheran.

"Untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona di antara para pecandu, pusat perawatan tidak akan melepaskan atau menerima pasien baru sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," kata Mostafa Hadizadeh, seperti dikutip IRNA.

Siapa pun yang diduga terinfeksi virus corona akan diberi perawatan yang diperlukan secepat mungkin, kata Hadizadeh.

Wabah di Iran telah memengaruhi negara-negara lain di kawasan.

Kuwait, Bahrain, Irak, Oman dan Afghanistan pada Senin melaporkan kasus pertama virus corona, semuanya terkait dengan orang-orang yang telah mengunjungi Iran.

Uni Emirat Arab mengumumkan dua kasus virus corona baru pada Sabtu, yakni yang dialami seorang turis Iran dan istrinya, menurut laporan kantor berita negara WAM. Lebanon mencatat kasus virus corona pertamanya pada Jumat pada seorang perempuan berusia 45 tahun yang kembali dari Qom.

Kekhawatiran wabah virus corona meningkat pada Senin setelah lonjakan kasus baru dilaporkan di Iran, Italia dan Korea Selatan. Virus tersebut sudah menulari hampir 77.000 orang dan membunuh lebih dari 2.500 di China, tempat virus itu berasal akhir tahun lalu.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020