Pakar virologi dr. Fera Ibrahim membantah isu bahwa 2019 novel coronavirus (2019- nCoV) bisa menular melalui pandangan mata karena virus itu sejauh ini hanya menular lewat droplet atau cairan air liur.

"Ada juga yang tanya, dengan tatapan mata apakah bisa menularkan? Tatapan mata seberapa jauh dulu. Kalau tatapan mata dekat dan lalu dia batuk bisa saja. Kalau jauh tidak akan bisa menular," kata konsultan virologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu dalam diskusi tentang 2019 novel coronavirus (2019- nCoV) di Depok, Jawa Barat, Selasa.

Baca juga: Pemerintah larang impor hewan hidup dari China

Virus corona baru yang mulai mewabah di Wuhan, China, sejauh ini terbukti menular antar manusia lewat droplet atau cairan air liur yang bisa menyebar lewat batuk atau bersin.

Tidak hanya itu, infeksi juga bisa terjadi ketika menyentuh permukaan yang terkena droplet dari orang yang positif terinfeksi oleh corona.

Baca juga: Bandara Kualanamu tutup penerbangan dari dan ke Cina untuk antisipasi virus corona

Baca juga: Warga Korsel tertular virus corona setelah kunjungi Thailand

Namun, menurut spesialis mikrobiologi RS Universitas Indonesia itu, virus secara umum merupakan mikroorganisme parasit yang tidak dapat berproduksi di luar sel inang dan baru bisa bereplikasi diri kalau sudah masuk ke dalam sel hidup.

Artinya, saat virus corona berada di ruang terbuka, belum menjangkiti inang sel, virus tersebut masih dapat dilumpuhkan, salah satunya melalui pemanasan pada suhu sekitar 56 derajat Celsius selama 30 menit.


"Virus corona dapat mengalami kelumpuhan di tengah suhu 56 derajat Celsius saat berada di luar sel inang atau ketika berada di ruang terbuka. Jadi coronavirus itu sensitif terhadap suhu panas," kata dr. Fera.

Selain itu, alkohol juga dapat membantu melumpuhkan virus tersebut dan cairan disinfektan yang mengandung chlorine, hydrogen peroxide disinfectant, chloroform dan pelarut lipid.*
 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020