Penderitaan petani di Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan tampaknya bakal berkepanjangan. Soalnya, setiap musim penghujan, sedikitnya 500 hektar areal persawahan kerap tergenang air hingga membentuk danau.

Sumber airnya (masuk) dari aliran Sungai Batang Angkola, akibat lebih kurang 200 meter tanggul penahan banjir sungai jebol, dan belum ada perhatian pihak terkait.

"Pernah diperbaiki berkisar tahun 2017 oleh pemerintah, namun jebol lagi bahkan semakin melebar," ujar Arsalju Harahap, kepala Desa Situmba, Tano Tombangan Angkola, Minggu (2/2).

Baca juga: Waspada! Tembok penahan tanah 30 meter pinggir Jalinsum di Tapsel amblas

Penuturannya kepada ANTARA, lokasi tanggul jebol tersebut terletak di antara Desa Situmba dan Desa Batu Horpak.

"Bila hujan atau ada banjir kiriman dari Padangsidimpuan, sudah pasti ratusan hektare areal persawahan termasuk desa kami kena imbas terendam air," jelasnya.

Areal persawahan terdampak itu antara lain berlokasi di Desa Situmba, Desa Batu Horpak, Desa Huta Raja, Desa Purba Tua, Desa Lumban Jabi-jabi, Desa Ingul Jae, Desa Sisoma, Desa Lumban Ratus, Desa Harean, Desa Kota Tua, Desa Simaninggir, dan Keluarahan Panabari.

Baca juga: Bupati Tapsel instruksikan dinasnya untuk perbaiki bangunan rusak akibat banjir

Sementara Camat Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Indra Sakti Siregar, mengatakan, tidak jarang warga petani mengalami gagal panen akibat banjir yang sering melanda daerah ini.

"Terus terang apabila memasuki musim penghujan pikiran saya langsung yang lain-lain, karena langsung terbayang ratusan areal sawah masyarakat pasti akan kembali terendam," ujarnya.

"Seperti yang terjadi pada Jumat (31/1) kemarin ratusan sawah ada yang hendak dipanen maupun belum kembali terulang seperti tahun sebelumnya terendam imbas banjir kiriman dari Padangsidimpuan," tambahnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020