Museum Perkebunan Indonesia (Musperin) yang didirikan tanggal 10 Desember 2016 yang terletak di Jalan Brigjen Katamso Medan merupakan museum sejarah perkebunan satu-satunya di Indonesia yang memiliki 300 benda koleksi peninggalan perkebunan zaman kolonial Belanda.
Ketua Museum Perkebunan Indonesia, Sri Hartini kepada ANTARA di Medan, Kamis (30/1) mengatakan tujuan didirikan museum ini untuk melestarikan warisan budaya yang berkaitan dengan perkebunan di Indonesia dan bahwa perkebunan ini merupakan menopang perekonomian dari zaman dulu hingga sekarang di Indonesia.
"Museum ini digagas oleh seorang tokoh perkebunan Indonesia yakni Soedjai Kartasasmita yang kecintaannya terhadap perkebunan Indonesia yang wajib kita sosialisasikan kepada para generasi muda supaya tahu dan paham perkembangan perkebunan," katanya.
Ia menambahkan bahwa museum ini tidak hanya belajar masa lalu, melainkan juga memiliki tagline "Connecting The Past and The Futures" yakni tidak hanya belajar masa lalu tetapi belajar untuk masa depan.
"Kita tahu sekarang bagaimana Tembakau Deli yang begitu terkenalnya tiba-tiba mundur dan sekarang kelapa sawit menjadi nomor satu di Indonesia yang bisa dipelajari," tambahnya.
Museum ini didirikan karena salah satunya bagaimana sekarang anak-anak muda terutama bisa senang berkunjung ke museum. Oleh karena itu pengunjung bisa berdharma wisata sambil edukasi karena museum ini ditunjang dengan fasilitas berbagai pendukung beserta paket berkaitan dengan perkebunan.
"Disini ada proses pembuatan coklat, ada pembuatan lilin, pembuatan kosmetik jadi kita masuk ke museum itu tidak hanya melihat saja," katanya.
Pihak museum ke depan juga akan membuat suatu paket tur bagaimana memilah tembakau, melihat kebun teh, deres karet dan pengolahan kelapa sawit secara langsung di perkebunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Ketua Museum Perkebunan Indonesia, Sri Hartini kepada ANTARA di Medan, Kamis (30/1) mengatakan tujuan didirikan museum ini untuk melestarikan warisan budaya yang berkaitan dengan perkebunan di Indonesia dan bahwa perkebunan ini merupakan menopang perekonomian dari zaman dulu hingga sekarang di Indonesia.
"Museum ini digagas oleh seorang tokoh perkebunan Indonesia yakni Soedjai Kartasasmita yang kecintaannya terhadap perkebunan Indonesia yang wajib kita sosialisasikan kepada para generasi muda supaya tahu dan paham perkembangan perkebunan," katanya.
Ia menambahkan bahwa museum ini tidak hanya belajar masa lalu, melainkan juga memiliki tagline "Connecting The Past and The Futures" yakni tidak hanya belajar masa lalu tetapi belajar untuk masa depan.
"Kita tahu sekarang bagaimana Tembakau Deli yang begitu terkenalnya tiba-tiba mundur dan sekarang kelapa sawit menjadi nomor satu di Indonesia yang bisa dipelajari," tambahnya.
Museum ini didirikan karena salah satunya bagaimana sekarang anak-anak muda terutama bisa senang berkunjung ke museum. Oleh karena itu pengunjung bisa berdharma wisata sambil edukasi karena museum ini ditunjang dengan fasilitas berbagai pendukung beserta paket berkaitan dengan perkebunan.
"Disini ada proses pembuatan coklat, ada pembuatan lilin, pembuatan kosmetik jadi kita masuk ke museum itu tidak hanya melihat saja," katanya.
Pihak museum ke depan juga akan membuat suatu paket tur bagaimana memilah tembakau, melihat kebun teh, deres karet dan pengolahan kelapa sawit secara langsung di perkebunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020