Aksi begal kembapi terjadi di kawasan underpass Titi Kuning, tepatnya di Jalan Tritura, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumetera Utara. Aksi pelaku terekam CCTV dan viral di media sosial.
 
Saat dijumpai ANTARA, Kamis (9/1), di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan, korban yang bernama Wakid (61) hanya bisa terbaring lemas di atas tempat tidur dengan perban yang terbalut di tangan sebelah kanan. 
 
"inilah yang dibacok begal itu. Jadi kayak gini tangan bapak. Tangan bapak patah, terus kata rumah sakit urat arterinya putus," ujarnya lirih sambil mengelus lembut tangannya.

Baca juga: Supir ojek online dibegal penumpangnya di Binjai
 
Dengan nada lirih Wakid menceritakan peristiwa sadis yang dialaminya. Saat itu pada Selasa (7/1) pagi sekitar pukul 06.30 WIB. 
 
Wakid yang mengendarai Honda GL-Pro melintas di Jalan Tritura Medan. Tiba-tiba dua orang berboncengan menyerempet dirinya. Kemudian salah seorang dari mereka langsung membacok tangan Wakid secara membabi buta dengan senjata tajam.
 
"Ada tiga kali dibacoknya tangan bapak sampai bapak tersungkur," ujarnya. 

Baca juga: Seorang wartawan jadi korban begal bersenjata tajam
 
Wakid yang mendapat serangan benda tajam sempat meminta pertolongan, namun sangat disayangkan beberapa orang yang melihat kejadian itu tak berani menolong Wakid.
 
"Ada juga angkot melintas, tapi enggak dibantunya bapak. Enggak berani mungkin mereka," katanya lirih. 
 
Setelah berhasil membuat Wakid tak berdaya, kedua pelaku langsung membawa kabur sepeda motor korban. Dengan darah yang bercucuran, Wakid kembali mencoba mencari pertolongan.

Baca juga: Belasan kali membegal, dua bandit ini dihentikan peluru polisi
 
"Saya coba untuk bangkit dan minta tolong. Untungnya ada dua ibu-ibu jalan dekat situ. Saya langsung minta tolong bawa ke rumah sakit. Pas pula ada becak yang datang, terus saya langsung dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
 
Wakid mengaku pihak keluarganya telah membuat laporan ke pihak Kepolisian. Ia berharap pihak Kepolisian menangkap dua pelaku begal tersebut.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020