Kepolisian Daerah Sumatera Utara sudah mendalami pembalakan liar hutan atau illegal logging yang terindikasi penyebab bencana banjir di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Namun, pemanfaatan hutan secara liar oleh masyarakat sekitar diduga kuat menjadi penyebab banjir besar di Kawasan Bukit Barisan itu.

"Tadi kita sebelum turun dari helikopter juga sempat keliling diatas tidak ada yang kita lihat hutan gundul, tidak ada, malah kita melihat kebun sawit masyarakat di areal bukit yang cukup tinggi," kata Wakapolda Sumatera Utara, Brigjend Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto, Rabu (8/1) usai meninjau bencana banjir besar di Desa Pematang, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Baca juga: Gubsu dan Wakapolda sepakat tidak ada pembalakan liar hutan di Labura

Ia menyampaikan, masyarakat harus melestarikan dan memanfaatkan hutan dengan sebaiknya, apalagi di kawasan perbukitan untuk menghindari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

"Kita juga harus introspeksi diri bahwa warga sekitar perbukitan itu jangan ditanami sawit, tanamilah pohon-pohon hutan seperti karet, kemiri, pete, jengkol, durian dan sebagainya," tegas Mardiaz.

Pihaknya juga sudah menyelidiki indikasi pembalakan liar yang dilakukan oleh PT Labuhanbatu Indah (LBI) yang beroperasi di daerah itu, diantaranya memeriksa ijin pemanfaatan, ijin koridor dan area penggunaan.

Menurut dia, PT. LBI yang beroperasi di Kawasan Bukit Barisan bukan penyebab terjadinya banjir besar, Sabtu (28/12) kemarin.

"Terkait adanya indikasi PT yang beroperasi di Labuhanbatu Utara yang selama ini dianggap masyarakat menjadi penyebab bencana, tadi sudah disampaikan Gubernur Sumatera Utara, bahwasanya PT tersebut ada perizinannya, IPK-nya ada yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan termasuk juga ada ijin koridor dan juga IPK tersebut di keluarkan di daerah Area Penggunaan Lain (APL) yang memang boleh untuk dilakukan pemanfaatan kayu," jelasnya.

Baca juga: Gubsu tinjau banjir besar Labura

Sebelumnya, terjadi bencana banjir besar di Desa Pematang, Kecamatan NA IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sabtu, (28/12) malam. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 263 rumah rumah masyarakat di dekat aliran sungai Desa Pematang dan Desa Hatapang rusak terkena banjir besar.

Korban jiwa teridentifikasi sementara bernama Cahaya Nasution (27), Reni Yana Sipahutar (8) dan Irul Sipahutar (7) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara, Ahmad Albar Sipahutar dan Reja Sipahutar masih dalam upaya pencarian

Tim gabungan dari unsur Polri, TNI, Basarnas, BPBD dan masyarakat terus melakukan upaya maksimal pemulihan pasca banjir. Pasca kejadian situasi dan kondisi di lokasi bencana berangsur membaik. Tim gabungan secara terus-menerus memberikan bantuan maksimal dan mengevakuasi korban bencana ke tempat yang aman. 
 

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020