Rinto Aritonang, pewarta LKBN Antara Biro Sumatera Utara meraih juara pertama lomba karya tulis dengan tema 'Membangun sumber daya manusia yang mandiri dan berdaya saing' yang diselenggarakan Pemkab Tapanuli Utara.

"Juara pertama, Rinto Anarto Aritonang, Antara Sumut," sebut Ketua Dewan Juri, Abdul Aziz, yang pada kesempatan itu turut hadir mewakili Kepala Dinas Kominfo Provsu, di tengah agenda temu pers dan pengumuman pemenang lomba yang digelar di Balai Data Kantor Bupati Taput, Rabu (4/12).

Menurut Dewan Juri yang beranggotakan Abdul Aziz selaku Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Sumut, Zulfikar Tanjung (PWI Sumut), dan Amir Purba (Dosen USU), karya tulis berjudul 'Meramu Asa Mengayuh Laju Ala Taput Hebat' mendapatkan nilai tertinggi dari seluruh naskah karya tulis yang diterima panitia.

Karya tulis pewarta ANTARA ditetapkan menjadi juara pertama, dan diikuti secara berturut oleh juara kedua, Darwin Manalu (Mediaapakabar.com), Alfonso Situmorang (Harian Realitas), Bindu Hutagalung (Harian Orbit), Emvawari Candra Sirait (Harian Analisa), dan Janpiter Simorangkir (Harian Mistar).

Di tengah agenda, Bupati Taput Nikson Nababan yang didampingi Sekdakab Indra Simaremare dan sejumlah pimpinan OPD mengapresiasi isi tulisan para peserta lomba yang diharapkan mampu membantu percepatan realisasi pendirian universitas negeri di Tapanuli Raya.

"Selamat kepada para juara, dan seluruh peserta lomba. Semoga tulisan-tulisan yang dituangkan mampu mengetuk hati dan pikiran seluruh pihak untuk bersama mendukung dan mewujudkan pendirian universitas negeri di Tapanuli Raya," ujarnya.

Menurutnya, 'trigger' kemajuan suatu daerah terdapat pada empat sektor, yakni pariwisata seperti yang terealisasi di Bali, investasi yang direalisasikan Kutai Kartanegara dan Singapura, kesehatan seperti terwujud di Penang-Malaysia, serta  sektor pendidikan yang mampu diwujudkan Yogyakarta, dan diharapkan terwujud di Tapanuli Raya.

"Sudah 74 tahun Indonesia merdeka. Bagaimana ke depan kita mengkreasikan sesuatu untuk mewujudkan kemajuan daerah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Segalanya pasti terjadi," jelas Nikson.

Dikatakan, saat ini pihaknya menunggu kajian akademik oleh para ahli terkait rencana perubahan Institut Agama Kristen Negeri Tarutung menjadi Universitas Negeri, yang diharapkan tuntas pada tahun depan.

"Apapun hasilnya. Jika kajian akademik menyatakan IAKN masih 'visible', kita akan mundur untuk pengajuan tersebut (pendirian UN). Namun, jika UN dinilai menjadi solusi pembangunan Tapanuli Raya, khususnya Taput, kita akan maju terus dan mendesak pusat untuk merealisasikan pendirian universitas," imbuhnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019