Permintaan komoditas hasil laut jenis udang sabu/udang rebon di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, sejak sepekan terakhir terus mengalami peningkatan.

"Kalau sebelumnya dalam sepekan saya bisa menjual 1 ton per minggu, kini bisa mencapai 2 ton/minggu," kata Wati, pelaku usaha udang sabu, warga Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, Minggu (17/11).

Menurut dia, udang sabu yang diproduksi secara traidisional dan tidak menggunakan bahan pengawet itu banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Aceh. Komoditas ini juga dikirim ke pasar di luar Aceh, misalnya ke Provinsi Sumatera Utara dan ke sejumlah kota di Pulau Jawa.

Kebanyakan konsumen yang memesan udang sabu asal Nagan Raya tersebut merupakan kalangan perantau asal Aceh yang kini menetap di luar daerah.

Dari segi harga, Wati mengakui harga yang dijual paling rendah sebesar Rp35 ribu per kilogram. Namun, apabila stok udang menipis, harga jual bisa mencapai Rp60 ribu/kg.

Dampak dari meningkatkan permintaan tersebut, Wati mengaku senang karena hasil penjualan yang diperoleh bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga dan bisa menambah modal untuk melanjutkan usahanya.

Hal senada juga diungkapkan Dedi Syahputra, warga Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya. Menurut dia, permintaan udang sabu yang diproduksi oleh masyarakat di daerah ini juga dikonsumsi oleh masyarakat lokal di Aceh.

Udang sabu, kata dia, sering digunakan sebagai lauk-pauk khas Aceh dan sangat diminati oleh kalangan masyarakat Aceh dan pendatang yang berkunjung ke Aceh.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019