Dua pekan terakhir, puluhan ekor babi ternak masyarakat di Tapanuli Selatan mati mendadak diduga terjangkit virus Hog Cholera atau Kolera Babi.

"Sesuai laporan BPP kecamatan, jumlahnya mencapai 70 ekor," kata Kadis Pertanian Tapanuli Selatan Bismark Muaratua Siregar menyampakan kepada ANTARA, Selasa (11/11) malam.

Dari jumlah 70 ekor babi yang mati tersebut terdapat di Kecamatan Tantom Angkola sebanyak 18 ekor, di Kecamatan Angkola Selatan 52 ekor baik induk maupun anak babi.

"Sesuai yang kita arahkan babi mati jangan dibuang ke sungai sebab bisa mencemari air tetapi ditanam," kata Bismark yang didampingi stafnya Aidin Harahap.

Baca juga: Sudah 5.800 ekor babi di Sumut mati akibat kolera

Baca juga: Pemprov Sumut tetapkan lokasi penguburan bangkai babi di Danau Siombak

Menurut laporan diterima dari BPP, kata Bismark, tanda-tandanya dua hari nafsu makan berkurang lalu babi tersebut mati.

"Atas kejadian itu, kita sudah kordinasi ke Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara untuk bisa memberikan vaksin kolera babi dan desinfektan untuk bio security kandang ternak baby," kata Bismark.

Tindakan preventif lainnya menyarankan kepada masyarakat peternak babi di daerah Tapanuli Selatan untuk rajin membersihkan kandang babinya guna strerilisasi.

"Strerilisasi guna mengantsipasi awal, soalnya belum diketahui juga apakah dugaan virus kolera babi ini bisa menjangkit ke manusia, perlu hasil lab," ujarnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019