Mayat dengan kondisi tanpa tangan dan kepala ditemukan di sekitar kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, oleh seorang nelayan dari Desa Sei Kapitan Kecamatan Kumai.

Mayat tersebut ditemukan pertama kali oleh nelayan yang melintas di sekitar perairan tersebut pada Rabu (6/11) sekitar pukul 11.00 WIB, kemudian ia memberikan kabar kepada nelayan yang berada di darat, selanjutnya langsung disampaikan kepada petugas Pos TNI AL Kumai, kata Komandan Pos AL Kumai Letda Laut (P) MS Rio Kusuma di Pangkalan Bun, Kamis.

"Setelah mendapatkan informasi tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan Pol Air Polres Kobar dan KSOP Kumai," ucap Rio Kusuma.

Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, sekitar pukul 12.00 WIB dengan menggunakan speed boat atau kapal cepat dua anggotanya didampingi si pemberi informasi dan dua warga langsung meluncur ke titik koordinat 03°32'00" lintang selatan 111°49'00" bujur timur atau 52 Nautical Mile dari Pos TNI AL Kumai.

Tim sampai di lokasi sekitar pukul 17.00 WIB, kemudian kembali ke daratan pada pukul 20.00 WIB dan langsung membawa temuan mayat jenis kelamin laki-laki itu ke RSUD Sultan Imannudin Pangkalan Bun untuk proses lebih lanjut.

Sementara itu, Koptu Rudi Sugara salah seorang anggota TNI AL yang berangkat ke lokasi penemuan mayat menuturkan, kondisi mayat saat ditemukan dalam kondisi tanpa kepala dan kedua tangannya, serta bagian perut dan dada dalam kondisi berlubang.

"Kondisinya mengapung di tepi dengan posisi terlentang dengan hanya tersisa bagian badan dan kaki, sementara tangan dan kepala sudah tidak ada," ungkapnya.

Berdasarkan hasil obrolannya bersama dua warga yang ikut ke lokasi penemuan mayat, kedua warga tersebut mengakui bahwa mayat itu merupakan salah satu anggota keluarganya yang hilang melaut pada awal Oktober 2019 lalu.

Pengakuan tersebut didasari atas tanda bukti bekas jatuh dari motor pada bagi kaki sebelah kanan mendekati lutut pada mayat yang ditemukan.

Untuk diketahui, pada awal Oktober 2019 lalu tiga nelayan bernama Irwansyah alias Dondoy (35), Sunarto alias Nato (35) dan Subanrio alias Iban (40) asal Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan dikabarkan hilang saat pergi melaut.

Ketiganya dinyatakan hilang di titik koordinat 03°35’00” S 111°41’00”E atau sekitar perairan Tanjung Puting, dengan heading :180,40° dan berjarak 45 Nautical Mile dari muara Teluk Kumai.

Pewarta: Kasriadi/Hendri Gunawan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019