Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tanjungbalai dan pedagang di bundaran PLN nyaris bentrok karena menolak digusur secara sepihak dan tanpa solusi yang jelas terhadap pedagang, Rabu (23/10).

Sulung Adriansyah, pedagang yang menolak digusur mengatakan, Satpol PP tidak profesional dalam bekerja. Sebab, tidak semua pedagang yang memanfaatkan Jalan Sudirman digusur.

Menurutnya, penggusuran yang dilakukan sepihak dan pilih kasih. Pedagang kaki lima yang digusur hanya yang berjualan di bundaran PLN. Sementara toko-toko ponsel yang juga menggunakan trotoar Jalan Sudirman tidak digusur.

"Kalau mau menertibkan, gusur seluruh pedagang yang berjualan diatas trotoar sepanjang Jalan ini (Sudirman). Bukan hanya kami yang berjualan di depan PLN," kata Sulung kepada personil Satpol PP.

Sulung juga menegaskan, jika Pemkot tidak merelokasi puluhan pedagang di bundaran PLN itu. Mereka tetap menolak untuk digusur dengan alasan Pemkot harus berlaku adil.

"Kalau mau gusur, gusur semua. Jangan hanya kami pedagang kecil," katanya bernada emosi.

Kepala Satpol PP, Fathi mengatakan, anggotanya bertugas dilapangan sesuai hasil rapat yang dipimpin Sekretaris daerah, agar pedagang di bundaran PLN tidak lagi berjualan di lokasi itu.

"Imbauan agar pedagang tidak berjualan di bundaran itu kami lakukan sesuai hasil rapat dengan pak Sekda," ujar Fathi.

Menurut Fathi, imbuan tersebut masih disampaikan secara lisan ke pedagang. Terkait sikap pedagang yang menolak imbauan akan segera dilaporkan kepada Sekda Tanjungbalai, Yusmada.

"Ini saya mau melapor ke pak Yusmada. Semoga kita bisa mencarikan solusi terbaik untuk pedagang," kata Fathi di kantornya.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019