Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, memberikan pelatihan kepada pelaku usaha kecil dalam upaya pembinaan dan pengembangan keterampilan pelaku usaha, baik pemula maupun yang sudah lama berkecimpung,

Ketua Dekranasda Serdang Bedagai Marliah Soekirman di Perbaungan, Rabu, mengatakan, pelatihan yang digelar selam empat hari tersebut pihaknya memilih empat materi yakni produk kerajinan sulaman, batik, desain fashion dan anyaman pandan terawang.

"Dipilihnya empat materi tersebut karena produk hasil kerajinan masih sangat besar peluangnya di pasaran," katanya.

Ia menyebutkan produk sulaman tidak hanya terbatas pada produk konveksi saja, namun sudah merambah ke bahan lain sebagai media, bahkan yang tergolong unik seperti misalnya tutup galon air mineral.

Batik sebagai produk juga tetap memiliki pangsa pasar yang tinggi mengingat batik kini sudah menjadi pakaian resmi banyak instansi, baik swasta maupun negeri.

Sedangkan untuk produk desain fasyen, saat ini juga sudah merambah ke berbagai daerah di Sumatera Utara yang dibuktikan dengan seringnya penyelenggaraan lomba desain fasyen yang mendapat atensi cukup baik dari masyarakat.

Demikian juga dengan produk anyaman pandan terawang yang saat ini juga sudah semakin banyak diminati, baik di pasar lokal maupun luar daerah.

"Dekranasda sebagai organisasi nirlaba selalu siap untuk maju ke depan dalam upaya pembinaan dan pengembangan produk kerajinan daerah," katanya.

Ia mengatakan Dekranasda sangat peduli terhadap kondisi situasi global yang tentu banyak mempengaruhi kondisi pasar, konsumen dan produk sehingga dibutuhkan metode yang dapat menyesuaikan dengan situasi yang berkembang.

"Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan menjalin kerjasama pelatihan marketing daring (online) dengan menggandeng PT. Shopee Indonesia beberapa waktu yang lalu dan kini produk kerajinan daerah itu sudah banyak dipasarkan melalui pemasaran daring," katanya.*

Pewarta: Juraidi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019