Ada tiga hal yang paling sulit dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dikatakakan H Andi Putra Lc Dipl saat menjadi khatib sholat Jumat di Masjid Raya Al Aman Aekkanopan, Jumat.
Alumni Universitas Al Azhar Kairo itu mengutip pendapat dari Imam Syafi'i. Pertama adalah dermawan di saat sedikit harta atau sedang dalam kesulitan. Menjadi dermawan di saat berkecukupan adalah hal biasa. Namun ringan membantu orang lain pada saat diri sendiri membutuhkan merupakan hal yang sulit untuk dikerjakan.
Dalam khutbahnya di hadapan ratusan jamaah yang hadir, ustadz tersebut menyontohkan tauladan salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Demi menjamu tamu Rasulullah, sahabat itu rela memberikan sepotong roti untuk santapan tamunya.
Padahal, pada saat bersamaan, keluarganya termasuk anak-anaknya sudah tidak memiliki makanan selain sepotong roti itu. Karena perbuatannya, Allah SWT pun memuji sabahat tersebut melalui sebuah ayat dalam Al Qur'an.
Hal kedua adalah menjauhi maksiat saat kita dalam kesendirian. "Ini hal yang berat, karena hanya kita dan Allah yang tahu," terang pria yang sebelumnya mengabdikan ilmunya di Kandis Propinsi Riau tersebut.
Kemudian yang ketiga adalah mengatakan kebenaran saat dekat dengan orang yang diharapkan kebaikannya (pemimpin yang dholim). Ia menyontohkan kasus Nabi Musa AS yang mendakwahkan kebenaran kepada Fir'aun, raja yang telah mengasuh dan membesarkan dirinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Alumni Universitas Al Azhar Kairo itu mengutip pendapat dari Imam Syafi'i. Pertama adalah dermawan di saat sedikit harta atau sedang dalam kesulitan. Menjadi dermawan di saat berkecukupan adalah hal biasa. Namun ringan membantu orang lain pada saat diri sendiri membutuhkan merupakan hal yang sulit untuk dikerjakan.
Dalam khutbahnya di hadapan ratusan jamaah yang hadir, ustadz tersebut menyontohkan tauladan salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Demi menjamu tamu Rasulullah, sahabat itu rela memberikan sepotong roti untuk santapan tamunya.
Padahal, pada saat bersamaan, keluarganya termasuk anak-anaknya sudah tidak memiliki makanan selain sepotong roti itu. Karena perbuatannya, Allah SWT pun memuji sabahat tersebut melalui sebuah ayat dalam Al Qur'an.
Hal kedua adalah menjauhi maksiat saat kita dalam kesendirian. "Ini hal yang berat, karena hanya kita dan Allah yang tahu," terang pria yang sebelumnya mengabdikan ilmunya di Kandis Propinsi Riau tersebut.
Kemudian yang ketiga adalah mengatakan kebenaran saat dekat dengan orang yang diharapkan kebaikannya (pemimpin yang dholim). Ia menyontohkan kasus Nabi Musa AS yang mendakwahkan kebenaran kepada Fir'aun, raja yang telah mengasuh dan membesarkan dirinya.
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019