Konservasi Ikan Jurung berlokasi Desa Padang Lancat Sisoma berharap perhatian utamanya Tambang Emas Martabe, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Bukan tampa alasan tambang ini berlokasi di Batang Toru daearah lingkar (perhatian khusus) tambang," Marihot Anton Sihombing pembudidaya ikan jurung kepada ANTARA, Kamis (1/8).
Memang, niat awal Anton (sejak 2004) melestarikan ikan jurung yang banyak hidup liar di aliran Sungai Batang Toru dulunya untuk menghindari dari kepunahan.
"Meski hampir 10 tahun gagal, namun niat tulusnya mulai berbuah hasil dimana sejak 2013 silam hingga sekarang (2019) budidaya ikan jurungnya mulai berkembang," katanya.
Kendati budidaya ikannya dianggap sudah mulai dapat menghasilkan, namun, kata dia tak ada salah nya dapat perhatian juga.
"Memang, Padang Lancat Sisoma tidak masuk wilayah desa lingkar tambang. Pun demikian tak salah berharap," ujarnya.
Dia optimis dengan perhatian (Tambang Emas) budidaya ikannya dapat semakin berkembang, peluang tenaga kerja semakin bertambah selain adanya perhatian konservasi.
Budidaya ikan jurung Anton kini memiliki 200 ekor induk betina dan 450 ekor jantan tambah 1000 ekor calon induk dengan produksi benih rata-rata 3 ribu ekor/tahun ukuran 5-10 Cm.
"Pendistribusiannya untuk kegiatan restocking (penyetokan ulang) ke beberapa wilayah di Sumatera Utara," jelasnya.
Unit pembenihan rakyat (UPR) Amphibi yang dia kelola saat ini sekarang sudah menjadi pusat pelatihan dan magang keluarga petani, instansi, perguruan tinggi serta SMK Perikanan.
Tambah, apalagi budidaya ikan jurung dan ikan mas yang dia kelola sudah mengantongi sertifikat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan RI.
Baca juga: Tambang Emas Martabe salurkan Beasiswa Martabe Prestasi senilai Rp600 juta
Baca juga: Hasil uji laboratorium, air sisa proses Tambang Emas Martabe penuhi baku mutu
Baca juga: Tambang emas Martabe semakin jaya dikelola anak bangsa
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Bukan tampa alasan tambang ini berlokasi di Batang Toru daearah lingkar (perhatian khusus) tambang," Marihot Anton Sihombing pembudidaya ikan jurung kepada ANTARA, Kamis (1/8).
Memang, niat awal Anton (sejak 2004) melestarikan ikan jurung yang banyak hidup liar di aliran Sungai Batang Toru dulunya untuk menghindari dari kepunahan.
"Meski hampir 10 tahun gagal, namun niat tulusnya mulai berbuah hasil dimana sejak 2013 silam hingga sekarang (2019) budidaya ikan jurungnya mulai berkembang," katanya.
Kendati budidaya ikannya dianggap sudah mulai dapat menghasilkan, namun, kata dia tak ada salah nya dapat perhatian juga.
"Memang, Padang Lancat Sisoma tidak masuk wilayah desa lingkar tambang. Pun demikian tak salah berharap," ujarnya.
Dia optimis dengan perhatian (Tambang Emas) budidaya ikannya dapat semakin berkembang, peluang tenaga kerja semakin bertambah selain adanya perhatian konservasi.
Budidaya ikan jurung Anton kini memiliki 200 ekor induk betina dan 450 ekor jantan tambah 1000 ekor calon induk dengan produksi benih rata-rata 3 ribu ekor/tahun ukuran 5-10 Cm.
"Pendistribusiannya untuk kegiatan restocking (penyetokan ulang) ke beberapa wilayah di Sumatera Utara," jelasnya.
Unit pembenihan rakyat (UPR) Amphibi yang dia kelola saat ini sekarang sudah menjadi pusat pelatihan dan magang keluarga petani, instansi, perguruan tinggi serta SMK Perikanan.
Tambah, apalagi budidaya ikan jurung dan ikan mas yang dia kelola sudah mengantongi sertifikat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan RI.
Baca juga: Tambang Emas Martabe salurkan Beasiswa Martabe Prestasi senilai Rp600 juta
Baca juga: Hasil uji laboratorium, air sisa proses Tambang Emas Martabe penuhi baku mutu
Baca juga: Tambang emas Martabe semakin jaya dikelola anak bangsa
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019