Sebanyak tujuh mahasiswa asal Provinsi Pattani Thailand Selatan yang belajar di Kota Medan merasa bahagia dapat berlebaran dan melaksanakan salat ied pertama mereka di Indonesia dengan suasana meriah.
Salah seorang mahasiswa Universitas Agama Islam (UIN) Sumut asal Provinsi Pattani Thailand Selatan Annas di Medan, Rabu (5/6) mengatakan dirinya merasa gembira dan dapat merasakan suasana Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijiriah yang meriah di Indonesia khususnya Kota Medan.
"Iya sangat gembira lebaran disini suasananya sangat meriah beda seperti di negara kami tidak begitu meriah
namun yang saya suka disini seperti malam takbiran kalau di negara kami hanya di masjid-masjid saja," katanya usai melaksanakan salat ied Idul Fitri di Masjid Raya Al Mashun Medan.
Ia menambahkan bahwa di negaranya di selatan Thailand adalah wilayah yang amat penting di dalam sejarah Islam di Asia Tenggara dan tidak jauh beda dengan Islam di Indonesia khususnya di daerah Melayu Kesultanan Deli.
Sebagian besar penduduk Thailand beragama Budha dan Islam di sana termasuk kelompok agama minoritas sebagaimana halnya Kristen, Katolik, Konghucu, dan Hindu.
"Di Medan masih terasa kental dengan budaya Melayunya sama seperti suasana di kampung halaman kami," katanya.
Sementara itu hal sama yang dirasakan oleh Usman Kosep mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Fakultas Pendidikan Agama Islam asal Pattani mengatakan pengalaman di Lebaran di Medan adalah tradisi makan lontong bersama rekan dan orang tua asuhnya.
"Di Medan ada makanan lontong tradisi lebarannya sedangkan di Thailand saya hanya makan ketupat," katanya.
Saat ini Islam di Thailand mengalami perkembangan pesat. Islam adalah agama minoritas terbesar di sana, melampaui agama-agama minoritas lainnya. Selatan Thailand yang ibu kotanya Pattani dihuni oleh etnik melayu muslim.
Seringkali ada kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil bagi warga Patani (Selatan Thailand) yang mayoritas beragama Islam. Terlebih setelah kerajaan melayu dihapuskan pada tahun 1902, masyarakat melayu dalam keadaan sangat tertekan. Khususnya pada pemerintahan Pibul Songgram (1939-1944), orang-orang melayu-muslim sering merasa didiskriminasikan oleh pemerintah Thailand yang didukung oleh mayoritas Budha.
"Hingga saat ini masyarakat muslim Patani (Pattani sekarang) masih sering merasa ada perlakuan diskriminatif, meskipun selalu dibantah oleh pemerintahnya," tambahnya.
Tujuh mahasiswa asal Provinsi Pattani Thailand Selatan yang belajar di Kota Medan yakni bernama Wiam Sukri UIN Sumut Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam, Annas UIN Sumut Fakultas Agama Islam, Sahidan UIN Muhammad Daud Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia Fakultas Administrasi Pemerintah, Usman Kosep UMSU Fakultas Pendidikan Agama Islam, Bayhakim dan Mizam Zakaria yang kuliah di Universitas Islam Sumatera Utara Fakultas Agama Islam.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Salah seorang mahasiswa Universitas Agama Islam (UIN) Sumut asal Provinsi Pattani Thailand Selatan Annas di Medan, Rabu (5/6) mengatakan dirinya merasa gembira dan dapat merasakan suasana Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijiriah yang meriah di Indonesia khususnya Kota Medan.
"Iya sangat gembira lebaran disini suasananya sangat meriah beda seperti di negara kami tidak begitu meriah
namun yang saya suka disini seperti malam takbiran kalau di negara kami hanya di masjid-masjid saja," katanya usai melaksanakan salat ied Idul Fitri di Masjid Raya Al Mashun Medan.
Ia menambahkan bahwa di negaranya di selatan Thailand adalah wilayah yang amat penting di dalam sejarah Islam di Asia Tenggara dan tidak jauh beda dengan Islam di Indonesia khususnya di daerah Melayu Kesultanan Deli.
Sebagian besar penduduk Thailand beragama Budha dan Islam di sana termasuk kelompok agama minoritas sebagaimana halnya Kristen, Katolik, Konghucu, dan Hindu.
"Di Medan masih terasa kental dengan budaya Melayunya sama seperti suasana di kampung halaman kami," katanya.
Sementara itu hal sama yang dirasakan oleh Usman Kosep mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Fakultas Pendidikan Agama Islam asal Pattani mengatakan pengalaman di Lebaran di Medan adalah tradisi makan lontong bersama rekan dan orang tua asuhnya.
"Di Medan ada makanan lontong tradisi lebarannya sedangkan di Thailand saya hanya makan ketupat," katanya.
Saat ini Islam di Thailand mengalami perkembangan pesat. Islam adalah agama minoritas terbesar di sana, melampaui agama-agama minoritas lainnya. Selatan Thailand yang ibu kotanya Pattani dihuni oleh etnik melayu muslim.
Seringkali ada kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil bagi warga Patani (Selatan Thailand) yang mayoritas beragama Islam. Terlebih setelah kerajaan melayu dihapuskan pada tahun 1902, masyarakat melayu dalam keadaan sangat tertekan. Khususnya pada pemerintahan Pibul Songgram (1939-1944), orang-orang melayu-muslim sering merasa didiskriminasikan oleh pemerintah Thailand yang didukung oleh mayoritas Budha.
"Hingga saat ini masyarakat muslim Patani (Pattani sekarang) masih sering merasa ada perlakuan diskriminatif, meskipun selalu dibantah oleh pemerintahnya," tambahnya.
Tujuh mahasiswa asal Provinsi Pattani Thailand Selatan yang belajar di Kota Medan yakni bernama Wiam Sukri UIN Sumut Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam, Annas UIN Sumut Fakultas Agama Islam, Sahidan UIN Muhammad Daud Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia Fakultas Administrasi Pemerintah, Usman Kosep UMSU Fakultas Pendidikan Agama Islam, Bayhakim dan Mizam Zakaria yang kuliah di Universitas Islam Sumatera Utara Fakultas Agama Islam.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019