Perkembangan olah raga bela diri Jujitsu di Sumatera Utara semakin menggeliat, seiring dengan kemunculan sejumlah klub di daerah itu dan terakhir adalah Jujitsu Fighter Sumut (JFS) yang dideklarasikan oleh sejumlah pecinta olahraga asal Jepang tersebut.
Ketua Harian Jujitsu Fighter Sumut (JFS) Andi P Koesno di Medan, Rabu, mengatakan, kehadiran JFS untuk menambah khasanah ilmu bela diri, sehingga ke depan mampu melahirkan jujitsan-jujitsan terlatih dan andal serta tangguh dalam setiap pertandingan.
Apalagi, pada 2024 Sumut-Aceh menjadi tuan rumah PON XXI yang persiapannya harus dilakukan jauh-jauh hari terutama persiapan bagi atlet yang akan berlaga.
"Untuk itu, JFS telah membuat program pembinaan terhadap jujitsan. Itu juga kami lakukan untuk merespons semakin berkembangnya Jujitsu di Sumatera Utara, terutama di Medan," katanya.
Ia mengatakan terbentuknya JFS bukan sebagai tandingan Medan Jujitsu Club (MJC) maupun klub jujitsu lainnya. JFS dibentuk sebagai sarana mengembangkan jujitsu, khususnya di Sumut dengan misi menorehkan prestasi, bukan hanya nasional, namun juga internasional," katanya.
"Kami membentuk Jujitsu Fighter Sumut ini demi mengembangkan jujitsu di Sumut, jadi bukan saingan tetapi ingin mengembangkan jujitsu dengan cara yang dipahami masing-masing," katanya.
Sementara Sekretaris JFS, M Amri Nasution mengatakan program terdekat yang akan dilakukan adalah membuka tempat latihan (Dojo) di Universitas Dharmawangsa yang akan diresmikan usai Lebaran.
Selain itu, juga di sejumlah perguruan tinggi yang semuanya diharapkan dapat semakin meningkatkan animo generasi muda untuk menggeluti olahraga beladiri asal Jepang tersebut.
"Akan banyak lagi cabang dan dojo yang kita buka, termasuk klub di instansi pemerintah. Saat ini telah terbentuk kepengurusan Jujitsu Fighter di Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Utara, Nias Selatan, Madina, Padangsidimpuan, Tapteng, Deliserdang, dan Medan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Ketua Harian Jujitsu Fighter Sumut (JFS) Andi P Koesno di Medan, Rabu, mengatakan, kehadiran JFS untuk menambah khasanah ilmu bela diri, sehingga ke depan mampu melahirkan jujitsan-jujitsan terlatih dan andal serta tangguh dalam setiap pertandingan.
Apalagi, pada 2024 Sumut-Aceh menjadi tuan rumah PON XXI yang persiapannya harus dilakukan jauh-jauh hari terutama persiapan bagi atlet yang akan berlaga.
"Untuk itu, JFS telah membuat program pembinaan terhadap jujitsan. Itu juga kami lakukan untuk merespons semakin berkembangnya Jujitsu di Sumatera Utara, terutama di Medan," katanya.
Ia mengatakan terbentuknya JFS bukan sebagai tandingan Medan Jujitsu Club (MJC) maupun klub jujitsu lainnya. JFS dibentuk sebagai sarana mengembangkan jujitsu, khususnya di Sumut dengan misi menorehkan prestasi, bukan hanya nasional, namun juga internasional," katanya.
"Kami membentuk Jujitsu Fighter Sumut ini demi mengembangkan jujitsu di Sumut, jadi bukan saingan tetapi ingin mengembangkan jujitsu dengan cara yang dipahami masing-masing," katanya.
Sementara Sekretaris JFS, M Amri Nasution mengatakan program terdekat yang akan dilakukan adalah membuka tempat latihan (Dojo) di Universitas Dharmawangsa yang akan diresmikan usai Lebaran.
Selain itu, juga di sejumlah perguruan tinggi yang semuanya diharapkan dapat semakin meningkatkan animo generasi muda untuk menggeluti olahraga beladiri asal Jepang tersebut.
"Akan banyak lagi cabang dan dojo yang kita buka, termasuk klub di instansi pemerintah. Saat ini telah terbentuk kepengurusan Jujitsu Fighter di Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Utara, Nias Selatan, Madina, Padangsidimpuan, Tapteng, Deliserdang, dan Medan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019