Legenda bulutangkis Indonesia Liliyana Natsir memberi pesan kepada para atlet esport untuk mengutamakan nilai sportivitas dalam menjalani profesi sebagai atlet.
Menurut Lilyana, sportivitas merupakan hal yang wajib dimiliki para atlet. Salah satu bentuknya adalah berbesar hati saat menerima kekalahan dan mampu bangkit dari hal itu.
"Kekalahan adalah salah satu cara bagi atlet untuk introspeksi diri. Ketika kalah, terimalah, namun jangan lupa untuk bangkit dan mengembangkan potensi diri," ujarnya saat memberi pembekalan hari kedua kepada enam belas tim yang akan berlaga dalam final Piala Presiden Esport 2019 di Krida Bakti, Jakarta Pusat, Rabu.
Liliyana atau yang akrab disapa Butet ini mengungkapkan bahwa olahraga saat ini telah berevolusi dengan cepat, termasuk dengan adanya esport yang telah diakui sebagai salah satu cabang olahraga.
"Zaman telah berubah dan kita juga harus adaptif. Karakteristik pemain esport yang mayoritas anak muda tentu juga berbeda dengan atlet di era saya," kata dia.
Liliyana menambahkan, perbedaan ini tetap harus diimbangi dengan rasa nasionalisme dan sportivitas yang tinggi. Apalagi tidak tertutup kemungkinan tim-tim esports terpilih juga mengikuti laga di tingkat internasional.
Peserta Piala Presiden Esport yang terdiri atas lima orang setiap tim menuntut para atlet untuk bekerja sama satu sama lain. Butet yang sudah melanglang buana di kancah bulutangkis dunia sebagai pemain ganda campuran, menekankan bahwa teamwork harus terus diasah dan dijaga.
"Jangan lupa untuk terus memberikan dukungan dan apresiasi terhadap partner kita. Dengan chemistry yang baik, tentu kita bisa lebih enjoy dan mampu me-cover satu sama lain ketika ada tekanan dari lawan."
Liliyana Natsir lalu menutup sesinya dengan dukungan semangat kepada enam belas tim yang akan berhadapan satu sama lain pada final di Istora Senayan pada 30 dan 31 Maret nanti.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Menurut Lilyana, sportivitas merupakan hal yang wajib dimiliki para atlet. Salah satu bentuknya adalah berbesar hati saat menerima kekalahan dan mampu bangkit dari hal itu.
"Kekalahan adalah salah satu cara bagi atlet untuk introspeksi diri. Ketika kalah, terimalah, namun jangan lupa untuk bangkit dan mengembangkan potensi diri," ujarnya saat memberi pembekalan hari kedua kepada enam belas tim yang akan berlaga dalam final Piala Presiden Esport 2019 di Krida Bakti, Jakarta Pusat, Rabu.
Liliyana atau yang akrab disapa Butet ini mengungkapkan bahwa olahraga saat ini telah berevolusi dengan cepat, termasuk dengan adanya esport yang telah diakui sebagai salah satu cabang olahraga.
"Zaman telah berubah dan kita juga harus adaptif. Karakteristik pemain esport yang mayoritas anak muda tentu juga berbeda dengan atlet di era saya," kata dia.
Liliyana menambahkan, perbedaan ini tetap harus diimbangi dengan rasa nasionalisme dan sportivitas yang tinggi. Apalagi tidak tertutup kemungkinan tim-tim esports terpilih juga mengikuti laga di tingkat internasional.
Peserta Piala Presiden Esport yang terdiri atas lima orang setiap tim menuntut para atlet untuk bekerja sama satu sama lain. Butet yang sudah melanglang buana di kancah bulutangkis dunia sebagai pemain ganda campuran, menekankan bahwa teamwork harus terus diasah dan dijaga.
"Jangan lupa untuk terus memberikan dukungan dan apresiasi terhadap partner kita. Dengan chemistry yang baik, tentu kita bisa lebih enjoy dan mampu me-cover satu sama lain ketika ada tekanan dari lawan."
Liliyana Natsir lalu menutup sesinya dengan dukungan semangat kepada enam belas tim yang akan berhadapan satu sama lain pada final di Istora Senayan pada 30 dan 31 Maret nanti.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019