Medan (Antaranews Sumut) -.Perusahaan asuransi kerugian Asuransi Astra meluncurkan produk layanan asuransi digital happyOne.id dengan sasaran nasabah usia produktif. 

"Layanan yang sudah dimulai di Jakarta pada Oktober 2018 tersebut direncanakan dipasarkan di Medan pada awal tahun 2019," ujar Branch Manager Asuransi Astra Cabang Medan Muliawansyah di Medan, Kamis.

Layanan asuransi digital happyOne.id itu memiliki keunggulan dalam berbagai perlindungan. 

Dia memberi contoh,HappyMe yang merupakan perlindungan diri atas risiko kecelakaan,.

Atau HappyEdu untuk perlindungan pendidikan bagi anak apabila tertanggung utama meninggal dunia karena kecelakaan.

Kemudian HappyHome untuk perlindungan atas aset dan HappyTrip yang merupakan perlindungan saat pemilik asuransi melakukan perjalanan atau travel. 

Dia yakin, produk asuransi digital itu akan diminati karena antara lain dipasarkan dengan harga terjangkau.

Sejak diluncurkan pada Oktober 2018,  sudah ada sekitar 4.000 customer, "ujarnya.

Muliawansyah menjelaskan,  layanan asuransi digital happyOne.id menyasar segmen usia produktif yang terdiri dari tiga kategori.
 
Pertama, calon nasabah berusia muda dan memiliki gaya hidup yang aktif.

Kedua, keluarga yang memiliki anak kecil dan sudah merancang masa depannya.
 
Adapun ketiga adalah mereka yang mencari nilai tambah dalam kehidupannya. 

Ketiga kategori itu, katanya, harus dikelola dengan baik, kreatif dan inovatif.

"Asuransi digital dinilai merupakan produk yang dikeluarkan sesuai dengan kemauan dan kebutuhan kaum milenial," katanya.
 
Mengenai premi, ujar Muliawansyah tetap tumbuh positif.

Di Medan, katanya hingga November 2018, premi yang berhasil dihimpun sekitar Rp33,5 miliar.

Perolehan premi  asuransi itu terdiri dari untuk pembelian mobil secara tunai sekitar Rp18,5 miliar dan premi atas asuransi komersial (seperti asuransi alat berat, konstruksi, pabrik, gedung dan lainnya) sekitar Rp15 miliar. .
 
" Astra terus mensosialisasikan manfaat dan pentingnya berasuransi kepada masyarakat," katanya.

Apalagi, katanya, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, berdasarkan survei literasi dan inklusi keuangan secara nasional tahun 2017 menunjukkan literasi asuransi baru 15,8 persen dan inklusi asuransi hanya 12,08 persen.

"Literasi dan inklusi asuransi yang masih rendah itu harus didorong," katanya.
   

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018