Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Abdul Jalil (40 tahun), warga Desa Sorimanaon, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan. Ia hanya lulusan SMA swasta (Karya Baru) Padangsidimpuan, tetapi otaknya jenius.

Ia mampu mengubah sampah unorganik (plastik) menjadi premium untuk bahan bakar kendaraan bermotor.

Sekarang, hasil inovasi kreatifnya itu ada di deretan produk unggulan yang dipajang di stand Kecamatan Angkola Muara Tais pada pameran pembangunan dalam rangka Hari Jadi ke-68 Kabupaten Tapanuli Selatan, di lapangan bola Bintuju, Angkola Muara Tais.

Sayangnya, ribuan pengunjung pameran tak banyak tahu bahkan tak mau tahu akan produk hasil temuan yang cukup berharga itu. Meski, asa sang inovator hasil kreatifitasnya itu "booming" setelah tampil lewat pameran.

"Memang, sempat merasa kecewa, sejak pameran dibuka resmi Bupati Tapsel Syahrul M.Pasaribu (19/11) hasil karya ini terkesan kurang mendapat respon para pengunjung," kata Jalil kepada Antara di hari terakhir pameran, Jumat.

Namun, benaknya sempat mengatakan "kekecewaan bukan solusi, tetapi sebuah motivasi untuk berbuat lebih", sesuai arahan Camat Angkola Muara Tais AM.Fadhil Harahap kepadanya.

Temuan Jalil memang unik, mungkin satunya di Tapanuli Bagian Selatan mungkin Sumatera Utara atau Sumatera. Ia mampu merubah sampah plastik bening menjadi premium.

"Walau belum teruji secara teknologi setidaknya kita sudah dapat mempersembahkan terbaik buat keluarga, regenerasi bangsa dan negara ini,"katanya, seraya bertekad seluruh temuannya dapat bermanfaat untuk orang banyak.

Pembutannya cukup sederhana dan tradisional. Butuh drum bekas sebagai tungku tempat memasak bahan baku plastik yang sudah dicincang dan dibersihkan lebih dahulu sebelum lalu direbus mengunakan kayu bakar.

"Plastiknya khusus yang berwarna bening. Dalam bahan plastik seberat 1,3 kilogram setelah disuling mampu menghasilkan  sekitar satu (1) liter bensin,"jelasnya. Ia sudah menggunakannya untuk kenderaan bermotornya.

 
Tempurung menjadi kebutuhan petani


Inovasi lainnya, ayah memiliki empat anak ini berhasil juga mengubah asap cair berbahan dasar tempurung kelapa menjadi sebuah produk untuk kebutuhan untuk para petani. Seperti, pengental getah karet, bahan pengendali hama tanaman (padi) pengganti pestisida, dan juga untuk mengawetkan makanan.

Prosesnya  pembuatannya juga sederhana. Tempurung yang sudah diicincang lebih dahulu dimasukkan kedalam sebuah wadah (drum) yang sudah di rancang lalu di lakukan proses pembakaran.

"Asap yang timbul dari proses pembakaran di alirkan melalui pipa berukuran satu setengah inchi ke drum berisi air sebagai alat pendingin asap (destilasi),"katanya.

Pada ujung pipa yang melwati proses destilasi dipasang menghadap atas, guna membuang sisa asap yang tidak tertangkap pendingin. Asap yang tertangkap pendingin berubah wujud menjadi unsur cairan dan ditampung dalam wadah tersedia lewat sebuah pipa terpasang ke bawah.

"Cairan pertama itu kita sebut gread tiga (3) gunanya untuk mengentalkan getah karet, dan bahkan bisa dipergunakan obat gatal-gatal pada badan seperti kurap dan lainnya,"katanya.

Kemudian hasil gread tiga tersebut bisa di proses atau di suling lagi hanya menambahkan bahan berupa belerang untuk mendapatkan anti jamur, pirus, dan sekaligus pengendali hama tanaman seperti garap, wereng dan lainnya (pada padi, cabe, tomat, dan lainnya).

 "Gread dua dapat juga disuling tetapi tanpa belerang, dan  akan dapat menghasilkan produk cairan yang bermanfaat untuk pengawet makanan seperti tahu, kue-kue, mie basah dan lainnya, "jelasnya.

Menurut suami tercinta Nurmaida Siagian tersebut, untuk menghasilkan 10 liter gread tiga, delapan liter gread dua dan tujuh liter gread satu cukup membutuhkan sekitar 60 kilogram tempurung kelapa.


Bernilai Ekonomis

Abdul Jalil mengatakan, meski secara teknologi temuannya seperti premium tersebut belum diakui karena belum ada lisensi namun, ia hanya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa seorang tamatan SMA yang orang desa juga bisa berinovasi dan berkreasi.

Sekaligus inovasi kreaatifnya tersebut menggugah para generasi muda anak bangsa untuk dapat lebih berbuat demi menciptakan temuan-temuan baru yang diharap bermanfaat positif bagi bangsa dan negara, juga menjaga lingkungan bersih dari sampah an organik (plastik).

Demikian halnya dengan cairan asap dari tempurung baik  gread tiga, gread dua dan gread satu  yang sudah ia gunakan dan praktekkan yang hasilnya cukup maksimal.

"Gread tiga dihargai Rp.5 ribu/liter, gread dua Rp.20 ribu/liter, dan gread satu Rp.30 ribu/liter,"katanya, seraya berharap butuh perhatian pihak-pihak terkait agar temuannya itu dapat dikomersilkan secara massal.

Inovasi baru yang sekarang sedang ia rintis pembuatan vaping blok yang bahan bakunya juga dari sampah-sampah an organik (plastik), hanya saja baru sekitar 25 biji yang berhasil dia buat.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018