Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) -  PT Agincourt Resources, selaku pengelola Tambang Emas Martabe menggelar acara "Mamborgo-borgoi" atau menepungtawari pemegang sahan baru tambang emas itu, Rabu.

Acaranya secara adat Tapanuli Selatan di lokasi Tambang Emas Martabe, di Batangtoru, Tapanuli Selatan. Penyambutan kehadiran rombongan pemegang saham baru itu pun disambut tor-tor adat setempat.

Ratusan karyawan, perwakilan masyarakat setempat, kepala desa dan tokoh adat dari 15 desa lingkar tambang, serta perwakilan Lembaga Komunikasi Masyarakat Martabe (LKMM) di libatkan di cara tersebut.

Sesuai keterangan secara tertulis diterima, Rabu, segera setelah proses perubahan kepemilikan saham tuntas, Presiden Komisaris baru PT Agincourt Resources akan dijabat oleh Frans Kesuma, sedangkan Presiden Direktur baru PT Agincourt Resources akan diemban oleh Muliady Sutio.

Keduanya hadir dalam upacara adat yang juga dihadiri beberapa perwakilan dari konsorsium EMR Capital, termasuk Owen Hegarty sebagai Presiden Komisaris, Anwar Nasution (Komisaris) dan Noke Kiroyan (Komisaris).

Proses akuisisi Tambang Emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources ditargetkan selesai pada akhir November 2018. Sebelumnya pemegang saham utama PT Agincourt Resources, adalah konsorsium yang dipimpin oleh EMR Capital, sebuah perusahaan dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia dengan komposisi kepemilikan saham adalah EMR 61,4%, Farallon Capital 20,6%, Martua Sitorus 11% dan Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono 7%.

Kini kepemilikan PT Agincourt Resources selaku Tambang Emas Martabe resmi digantikan oleh PT Danusa Tambang Nusantara, yang merupakan anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT United Tractors Tbk, salah satu anak perusahaan PT Astra Internasional, Tbk.

Sementara itu kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) melalui PT Artha Nugraha Agung sebesar lima 5 % tidak mengalami perubahan.

Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Tim Duffy menyatakan 2017 merupakan tahun yang paling sukses untuk eksplorasi dan produksi di Tambang Emas Martabe. Cadangan emas meningkat menjadi 4,8 juta ons dan produksi emas meningkat hingga mencapai rekor baru sebesar 355.000 ons.

“Kami optimistis, dengan pemegang saham baru kinerja Tambang Emas Martabe akan terus tumbuh dan memberi kontribusi yang lebih signifikan bagi masyarakat sekitar khususnya dan umumnya bagi masyarakat Indonesia,” kata Tim Duffy.

Tambang Emas Martabe merupakan tambang emas dan perak terbesar di pulau Sumatera yang telah dan akan terus memberikan manfaat substansial kepada pemerintah Indonesia melalui pajak, royalti, dan deviden.

Perusahaan ini telah menyerap lebih dari 2.700 tenaga kerja di mana lebih dari 70% nya berasal dari masyarakat setempat, dan telah secara intensif menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Tambang ini akan beroperasi setidaknya hingga 2033 dan akan terus membuka peluang pembangunan di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan bertahun-tahun kemudian. Banyak keluarga yang akan mengalami peningkatan kualitas kehidupan sebagai dampak perkembangan Tambang Emas Martabe.

Pencapaian operasional dan eksplorasi pada 2017 telah memperkuat fakta bahwa Tambang Emas Martabe merupakan aset emas berkelas dunia. Terdapat dua potensi optimalisasi aset untuk memanfaatkan sumber daya mineral dan cadangan bijih yang diketahui secara terbaik.

Perluasan sumber daya mineral dan cadangan bijih  melalui program eksplorasi yang agresif dan berkualitas tinggi. Strategi pertumbuhan perusahaan sangat berhasil pada tahun lalu. Peningkatan produksi dan penghematan biaya yang signifikan ditambah dengan hasil luar biasa program eksplorasi yang telah meningkatkan umur tambang.

Sementara itu untuk program pada 2018 akan berfokus pada peningkatan produksi dan produktivitas, konversi sumber daya tambahan menjadi cadangan, dan juga memulai studi prakelayakan awal untuk mineralisasi “sulfida”. Ketiga program tersebut berpotensi untuk meningkatkan cadangan dan umur tambang lebih lanjut.

“Kami gembira menyambut kehadiran para pemegang saham baru. Tambang Emas Martabe terus menjalankan kegiatan usaha seperti biasa dan tetap fokus memperhatikan para pemangku kepentingan eksternal kami, izin sosial dan beroperasi secara aman, efisien, dan berbiaya rendah,” kata Tim Duffy.

Sementara itu Frans Kesuma menyatakan sangat terharu dengan sambutan yang diberikan tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat atas kehadirannya sebagai pemegang saham baru proyek Tambang Emas Martabe.

“Sambutan melalui upacara adat ini sangat serius, bukan main-main, bagi kami maknanya dalam sekali, yang berarti bahwa Bapak-bapak menerima kami dengan tangan terbuka sebagai pemegang saham baru,” kata Frans

Terkait program manajemen baru ke depannya, untuk program CSR perusahaan menurut Frans tetap berkomitmen mendukung kegiatan masyarakat di lingkar tambang. “Sebagai pemilik baru proyek Tambang Emas Martabe akan leluasa mengembangkan masyarakat di sekitar tambang."

"Tentu, kami juga sangat mendukung apa yang telah dikerjakan oleh manajemen sebelumnya. Kami berkomitmen tetap melanjutkan kebijakan yang sudah ada bahkan meningkatkan kontribusi bagi masyarakat sekitar tambang. Kami berniat mengembangkan proyek ini semakin baik, untuk itu kami memohon dukungan dari seluruh masyarakat dan para pihak terkait,” kata Frans.

Sekilas Tambang Emas Martabe

Tambang Emas Martabe dikelola dan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources. Wilayah tambang mencakup area 30 km² yang berada dalam Kontrak Karya (KK) generasi keenam dengan total luas wilayah 1.303 km².

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara. Tambang Emas Martabe mulai berproduksi penuh pada 24 Juli 2012 dan memiliki basis sumber daya per tanggal 31 Desember 2017 adalah 8,8 juta ounce emas dan 72 juta ounce perak.

Kapasitas operasi Tambang Emas Martabe adalah lebih dari 5 juta ton bijih per tahun untuk memproduksi lebih dari 300.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak per tahun. PT Agincourt Resources melibatkan lebih dari 2.700 karyawan dan kontraktor, sekitar 98% di antaranya adalah warga negara Indonesia, dan lebih dari 70% berasal dari desa setempat.

Segera setelah proses akuisisi tuntas, pemegang saham utama PT Agincourt Resources adalah PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT United Tractors Tbk dengan total saham 95%. Kepemilikan saham 5% dimiliki  Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara.
 
Prosesi adat "mamborgo-borgoi" atau menepungtawari Pemilik saham baru PT.Agincourt Resources (ist)

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018