Tapteng (Antaranews Sumut)- Pihak Rumah Sakit Polri Jakarta meminta kepada pihak keluarga Rudi Lumbantoruan agar dilakukan tes DNA kepada kedua anaknya.
Namun karena kedua anaknya trauma naik pesawat, sehingga tes DNA yang seyogianya dilakukan di Rumah Sakit Polri Jakarta, terpaksa dilakukan dengan cara mengirimkan sempel darah ke Jakarta untuk dilakukan tes DNA.
Demikian dijelaskan adik ipar Rudi, Jon Franki Sitorus ketika dikonfirmasi ANTARA di kediaman orangtua Rudi tepatnya di Gang Saroha Kelurahan Lubuk Tukku, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Selasa sore.
Menurut Jon, seyogianya kedua anak Rudi, Quineesha Florensia Lumbantoruan (9) dan Unggul Dera Jadian Lumbantoruan, (7) harus berangkat ke Jakarta untuk dilakukan tes DNA.
Namun karena peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang ayahnya ikut menjadi korban dalam tragedi itu, keduanya jadi trauma naik pesawat. Akhirnya pihak Rumah Sakit Polri Jakarta memberikan solusi untuk mengirimkan sempel darah kedua anak Rudi beserta kuku dan rambutnya.
“Tadi sekitar pukul 14.00WIB sudah kami kirimkan sempel darah itu beserta kuku dan rambutnya melalui Wings Air. Karena keduanya tidak mau naik pesawat walaupun sudah dibujuk dengan berbagai cara. Dengan dibantu pihak RSUD Pandan, dilakukanlah pengambilan sempel darah yang dipandu oleh pihak Rumah Sakit Polri Jakarta. Semuanya sudah selesai dikerjakan tinggal menunggu perkembangan selanjutnya dari pihak Rumah Sakit Polri Jakarta,”ujar Jon
Selain mengirimkan sempel darah, turut juga dikirimkan ijazah Rudi mulai dari SD sampai dengan Sarjana, karena dari ijazah itu nanti bisa dicocoknya sidik jarinya.
Sementara itu istri Rudi, Dewi Manik sejak kemarin sudah berada di Jakarta untuk melakukan pengecekan dan memantau perkembangan atas musibah yang menimpah suaminya.
Pihak keluargapun tak henti-hentinya berdoa dan berharap agar Rudi bisa diketemukan.
“Sampai saat ini belum ada pemberitahuan kepada kami apakah anak kami Rudi sudah ditemukan atau belum. Pihak Rumah Sakit Polri hanya meminta melakukan tes DNA terhadap kedua anak Rudi. Mohon dukungan doanya agar anak kami Rudi bisa diketemukan walaupun bagaimana kondisinya,”kata Ayah Rudi.
Pantuan di lokasi, rumah kediaman orangtua Rudi terus ramai dikunjungi masyarakat. Kata-kata penghiburan dan juga doa terus dipanjatkan agar kiranya dimudahkan proses pencarian para korban yang saat ini sedang dilakukan oleh tim.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Namun karena kedua anaknya trauma naik pesawat, sehingga tes DNA yang seyogianya dilakukan di Rumah Sakit Polri Jakarta, terpaksa dilakukan dengan cara mengirimkan sempel darah ke Jakarta untuk dilakukan tes DNA.
Demikian dijelaskan adik ipar Rudi, Jon Franki Sitorus ketika dikonfirmasi ANTARA di kediaman orangtua Rudi tepatnya di Gang Saroha Kelurahan Lubuk Tukku, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Selasa sore.
Menurut Jon, seyogianya kedua anak Rudi, Quineesha Florensia Lumbantoruan (9) dan Unggul Dera Jadian Lumbantoruan, (7) harus berangkat ke Jakarta untuk dilakukan tes DNA.
Namun karena peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang ayahnya ikut menjadi korban dalam tragedi itu, keduanya jadi trauma naik pesawat. Akhirnya pihak Rumah Sakit Polri Jakarta memberikan solusi untuk mengirimkan sempel darah kedua anak Rudi beserta kuku dan rambutnya.
“Tadi sekitar pukul 14.00WIB sudah kami kirimkan sempel darah itu beserta kuku dan rambutnya melalui Wings Air. Karena keduanya tidak mau naik pesawat walaupun sudah dibujuk dengan berbagai cara. Dengan dibantu pihak RSUD Pandan, dilakukanlah pengambilan sempel darah yang dipandu oleh pihak Rumah Sakit Polri Jakarta. Semuanya sudah selesai dikerjakan tinggal menunggu perkembangan selanjutnya dari pihak Rumah Sakit Polri Jakarta,”ujar Jon
Selain mengirimkan sempel darah, turut juga dikirimkan ijazah Rudi mulai dari SD sampai dengan Sarjana, karena dari ijazah itu nanti bisa dicocoknya sidik jarinya.
Sementara itu istri Rudi, Dewi Manik sejak kemarin sudah berada di Jakarta untuk melakukan pengecekan dan memantau perkembangan atas musibah yang menimpah suaminya.
Pihak keluargapun tak henti-hentinya berdoa dan berharap agar Rudi bisa diketemukan.
“Sampai saat ini belum ada pemberitahuan kepada kami apakah anak kami Rudi sudah ditemukan atau belum. Pihak Rumah Sakit Polri hanya meminta melakukan tes DNA terhadap kedua anak Rudi. Mohon dukungan doanya agar anak kami Rudi bisa diketemukan walaupun bagaimana kondisinya,”kata Ayah Rudi.
Pantuan di lokasi, rumah kediaman orangtua Rudi terus ramai dikunjungi masyarakat. Kata-kata penghiburan dan juga doa terus dipanjatkan agar kiranya dimudahkan proses pencarian para korban yang saat ini sedang dilakukan oleh tim.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018