Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Penghasilan panen sejumlah petani sawah khususnya di daerah Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan  menurun diakibatkan hama tikus.

"Penurunan panennya (September - memasuki Oktober) 2018 hingga mencapai 40 persen," kata salah satu petani asal Desa Hutasuhut, Sipirok, Anwar Sabarani Hutasuhut (53) kepada Antara di Sipirok, Selasa.

Masa panen sebelumnya, kata anwar masih dapat sekitar 100 kaleng padi dari luasan sawah sekitar 2 lungguk (lebih kurang 1800 meter persegi). Akibat hama tikus belakangan ini berkurang 40 persen menjadi tinggal 60 kaleng.

Areal persawahan yang mulai kena hama tikus tersebut berlokasi di saba (sawah) Rodang, Sipirok, areal persawahan masyarakat Desa Sigiring-giring Dolok dan Sigiring-giring Lombang, Tanjung Medan, Poldung Lombang dan Poldung Dolok, Sampean, Silangge dan Sigel-gel.

"Ada sekitar 80 - 90 hekatare luasan areal persawahan di seputaran saba (sawah) Rodang ini,"katanya.

Racun tikus salah satu upaya masyarakat petani yang dilakukan untuk mengurangi populasi tikus dalam hal mengantisipasi produksi.

"Untuk mengurangi perkembangan hama tikus menyambut musim tanam akhir tahun 2018 kami terpaksa menggunakan racun tikus,"katanya.

Dia menyatakan, pentingnya penanganan hama tikus khususnya di wilayah itu guna menjaga kekhawatiran petani dari gagal panen selanjutnya.

Menurut penjelasan Kabid Sarana prasarana Dinas Pertanian Tapanuli Selatan M.Taufik Batubara, kepada Antara di Sipirok dalam satu kesempatan, mengatakan, perkembangbiakan hama tikus itu cukup cepat. Dalam satu pasang tikus bisa mengahasilkan sekitar 2048 ekor anak/tahunnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018