Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Banjir yang melanda sebagian wilayah Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan  ternyata menyisahkan kerugian bagi petani di daerah itu.

"Lebih 30 hektare hamparan sawah di Pangalidangan terendam air mencapai setinggi 30 - 50 Cm,"kata Camat Kecamatan Sayur Matinggi AM.Fadhil menghubungi Antara, di Sipirok, Senin petang.

Fadhil mengatakan, bencana dampak banjir mengingat bibit padi yang baru disemai dan sebagian lagi dua minggu - satru bulan tanam petani habis akibat luapan air Sungai  Bukit Siarsik-arsik pada Minggu (23/9) malam itu.

"Bibit tanaman dan semai yang rusak itu di areal pertanian sawah  (saba) Rodang Desa Somanggol Parmonangan (atau lebih dikenal Pangalidangan),"katanya.

Akibat kejadian tersebut para petani daerah itu mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

Selain itu, tambahnya, sekitar 10 hektare areal perkebunan jeruk di Pangalidangan itu terkena genangan air dengan ketinggian air antara 80 Cm - satu meter.

"Kondisi pohon jeruk itu sedang lagi berbuah, dikhawatirkan buah-buah jeruk itu membusuk dan sebagian lagi pohonnya rusak. Dari sini kerugian ditaksir juga puluhan juta rupiah,"katanya.

Dia menyatakan air yang sempat merendam areal persawahan dan perekebunan jeruk tersebut kini sudah mulai surut.

"Pihak Kecamatan juga akan segera melaporkan kondisi pasca banjir kepada Pemkab Tapanuli Selatan c/q BPBD setempat,"pungkasnya. 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018