Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Kelompok masyarakat Desa Pargarutan Julu, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan belakangan ini jengkel akibat sikap kelompok monyet yang merusak tanaman warga.

Kepala Desa Pargarutan Julu Ahmad Harun Harahap, di Tapanuli Selatan, kepada Antara, Jumat, mengatakan, tindakan hewan monyet itu sudah tidak bisa lagi ditolelir, karena merugikan masyarakat.

"Monyet monyet itu tidak pandang bulu tanaman seperti jagung, sayuran, pisang, pepaya, karet, bahkan kopi sering mereka rusak,"kesalnya.

Mengantisipasinya, setiap pekan pada hari Jumat puluhan masyarakat desa melakukan perburuan terhadap gerombolan monyet dari kebun warga yang satu ke kebun warga yang lain.

"Cara berburunya dengan menggunakan pentungan dan bunyi-bunyian serta senapan angin guna menakut-nakuti gerombolan monyet agar pindah lokasi lain,"katanya.

Menurut dia, kehadiran monyet-monyet dua bulan belakangan diakibatkan mereka tidak tidak lagi dapat membutuhi makanannya di tempat lain.

Bahkan katanya, dari antara spesies monyet itu ada seekor yang tubuhnya lumayan besar, dan monyet ini mulai mau mengganggu manusia.

"Jangankan para emak-emak, kita saja takut bila tiba-tiba kepergok monyet yang memiliki tubuh besar itu diladang,"punkasnya.

Harun lebih jauh mengatakan dengan rutinitas perburuan monyet setiap minggu akan dapat meminimalisir hama monyet yang kerap mengganggu tanaman warga desanya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018