Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Deseminasi dan sosialisasi hasil uji laboratorium sampel air sisa proses ke sungai Batangtoru yang digelar PT Agincourt Resources (AR) selaku pengelola tambang emas Martabe dinyatakan memenuhi baku mutu.

Ketua tim terpadu pemantau kualitas air limbah tambang emas Martabe, Aswin Effendi Siregar juga  Wakil Bupati Tapanuli Selatan menyatakan, hasil uji laboratorium ini betul-betul dilakukan di laboratorium terakreditasi PT Intertek Utama Services, Bogor, Jawa Barat dengan independensi terbaik.

“Sampel airnya dibawa langsung oleh masyarakat lingkar tambang,” kata Aswin. Masyarakat lingkar tambang yang tergabung dalam tim terpadu merupakan ujung tombak yang melihat dan memperhatikan langsung sejauh mana sampling diambil dari Sungai Batangtoru.

Banyak proyek tambang di Indonesia kata Aswin, tetapi hanya disini masyarakat bisa mengawal dan memperhatikan bagaimana sampel air sisa proses tambang untuk kali ketiga diambil untuk selanjutnya diuji di laboratorium  independen.

"Kami tentunya mengapresiasi PT Agincourt Resources atas kerjasamanya dalam hal ini,” kata Aswin.

Sementara direktur operasi PT. AR, Ed Cooney menyatakan kegiatan diseminasi dan sosialisasi menunjukkan konsistensinya terkait dengan transparansi pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Menurutnya, sejak tambang emas martabe beroperasi secara komersial, manajemen memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan lingkungan, terutama pada kualitas air sisa proses ke Sungai Batangtoru.

“Diyakini diseminasi dan sosialisasi ini, masyarakat dapat mengetahui yang kami dan tim terpadu selama ini lakukan. Hasilnya ujinya juga dapat menjadi barometer kepercayaan masyarakat terhadap komitmen kami selama ini," kata Ed Cooney.

Ed Cooney mengatakan kegiatan tersebut merupakan kali ketiga pelaksanaan diseminasi dan sosialisasi hasil uji laboratorium air sisa proses tambang emas martabe setelah sebelumnya dilakukan pada Oktober 2016 dan Mei 2017.

Kegiatan itu dihadiri oleh sekitar 100 orang yang terdiri dari anggota divisi sampling dan evaluasi tim terpadu pemantau kualitas air limbah tambang emas martabe, SKPD Tapanuli Selatan, Camat setempat, Danramil Batangtoru dan perwakilan Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM).

Dikatakan, hasil uji laboratorium sampel air sisa proses dan air Sungai Batangtoru yang diambil pada April 2018  tersebut menunjukkan bahwa semua parameter memenuhi baku mutu kecuali endapan tersuspensi atau dikenal dengan Total Suspended Solid (TSS) di Sungai Batangtoru yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas lain di hulu sungai Batangtoru.

Berdasarkan evaluasi hasil uji laboratorium, divisi evaluasi tim terpadu menyimpulkan kualitas limbah cair tambang emas martabe memenuhi baku mutu yang tercantum dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.202 Tahun 2004, dan kualitas air Sungai Batangtoru memenuhi baku mutu yang ada dalam Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air kelas II.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Lingkungan dan Kependudukan, Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Dr. Ing Ternala A. Barus, MSc, memaparkan bahwa lembaganya telah bekerjasama dengan PT Agincourt Resources melakukan survey biologi perairan di sekitar Tambang Emas Martabe.

"Kegiatan survey ini mencakup kerjasama penelitian inventarisasi biota perairan (ikan, benthos plankton) serta analisa logam berat untuk melihat pengaruh kegiatan proyek Martabe terhadap keberadaan Biota Perairan,"tambahnya.

Ternala menjelaskan lokasi penelitian meliputi aliran sungai Aek Pahu Hutamosu yang mengalir di bagian lereng timur proyek tambang Martabe, dan sungai Aek Pahu Tombak, yang mengalir di lereng barat wilayah proyek.  

Sedangkan sungai lainnya adalah sungai Batangtoru, yang  terletak di selatan wilayah proyek tambang yang akan menerima aliran air dari instalasi pengolahan air limbah serta sungai Aek Bongbongan yang bermuara ke Sungai Batangtoru.

Menurut Ternala, dari hasil penelitian dan pengukuran, diperoleh bahwa tidak ada penurunan panjang dan berat ikan selama masa penelitian dilakukan (Oktober 2012 s/d 2017). “Aktivitas mining tidak terlalu mempengaruhi keberadaan spesies ikan di Aek Pahu Tombak, Hutamosu dan di Sungai Batangtoru,” terangnya.

Ternala menambahkan semua kandungan logam berat yang ditemukan dalam ikan yang diamati di semua stasiun pengambilan sampel masih jauh di bawah ambang batas standar kualitas nasional yang diijinkan, jadi masih aman untuk dikonsumsi. (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia (1989) Nomor: 03725/B/SK/1989).

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018