Simalungun (Antaranews Sumut) - Pencarian kapal tenggelam dan penumpangnya di Danau Toba, Sumatera Utara, pada hari ke 14, Minggu, mengandalkan trawl (jaring pukat).
Alat tradisional itu dipasang di dua unit kapal penyeberangan feri KMP Sumut I dan II ke lokasi temuan gambar para korban, sepeda motor dan bagian kapal.
Sementara robot ROV milik Basarnas dan Balai Pengkajian dan Teknologi (BPPT) yang tersangkut di dalam perairan, "diistirahatkan" untuk perbaikan.
Direktur Operasional Basarnas, Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya akan mendatangkan robot sejenis ROV yang juga berkemampuan mengangkat benda.
Alat itu nantinya diupayakan mengangkat jasad korban yang berada di dasar danau kedalaman 455 meter.
Sementara, Pemerintah Kabupaten Simalungun menggagasi dan memfasilitasi pertemuan dengan keluarga korban di Pamatang Raya.
Pertemuan perlu dilakukan untuk mengambil satu kesepakatan, korban tetap di danau atau diangkat ke daratan.
Bupati Simalungun, JR Saragih memprediksi, proses evakuasi berisiko pada ketidak-utuhan jasad korban, karena sudah 14 hari sejak kejadian.
Aktivitas di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun yang menjadi posko utama tidak seramai dan sesibuk seperti biasanya.
Kelompok-kelompok orang yang berada di area pelabuhan di dominasi warga yang memanfaatkan waktu libur untuk menyaksikan proses pencarian. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Alat tradisional itu dipasang di dua unit kapal penyeberangan feri KMP Sumut I dan II ke lokasi temuan gambar para korban, sepeda motor dan bagian kapal.
Sementara robot ROV milik Basarnas dan Balai Pengkajian dan Teknologi (BPPT) yang tersangkut di dalam perairan, "diistirahatkan" untuk perbaikan.
Direktur Operasional Basarnas, Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya akan mendatangkan robot sejenis ROV yang juga berkemampuan mengangkat benda.
Alat itu nantinya diupayakan mengangkat jasad korban yang berada di dasar danau kedalaman 455 meter.
Sementara, Pemerintah Kabupaten Simalungun menggagasi dan memfasilitasi pertemuan dengan keluarga korban di Pamatang Raya.
Pertemuan perlu dilakukan untuk mengambil satu kesepakatan, korban tetap di danau atau diangkat ke daratan.
Bupati Simalungun, JR Saragih memprediksi, proses evakuasi berisiko pada ketidak-utuhan jasad korban, karena sudah 14 hari sejak kejadian.
Aktivitas di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun yang menjadi posko utama tidak seramai dan sesibuk seperti biasanya.
Kelompok-kelompok orang yang berada di area pelabuhan di dominasi warga yang memanfaatkan waktu libur untuk menyaksikan proses pencarian. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018