Sibolga (Antaranews Sumut)- Jelang lebaran Idul Fitri 1439 H masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena harga bahan pokok dan ketersediaan stok mencukupi.
Demikian ditegaskan Walikota Sibolga, Syarfi Hutauruk usai meninjau harga-harga kebutuhan pokok dan ketersediaan stok di beberapa pasar di Sibolga, Senin sore.
“Saya bersama dengan Kepala BI Sibolga, pak Kapolres dan Perindagkop telah turun ke pasar yang ada di Sibolga untuk memastikan ketersediaan barang dan harga. Hasilnya stok cukup dan harga stabil, bahkan ada dibawah harga yang ditentukan pemerintah,”ujarnya.
Diakui Walikota, dari hasil pengecekan di Pasar, harga kebutuhan yang sering membuat inflasi di Sibolga harganya normal dan cenderung turun. Seperti cabai merah harganya kisaran Rp18.000-Rp20.000/kg. Bawang merah antara Rp28.000-Rp30.000/kg, kecuali bawang merah Balige yang ukurannya lumayan besar harganya Rp35.000. Sedangkan ukuran yang sedang hanya Rp30.000/kg. Demikian juga dengan harga beras, minyak goreng, gula dan harga daging kerbau dan ayam stabil semuanya.
“Kalaupun seumpamanya terjadi kelangkaan barang, maka Bulog siap melakukan Operasi Pasar termasuk menyediakan cabai merah, bawang dan kebutuhan lainnya. Untuk itu kami minta kepada para pedagang atau distributor jangan menaikkan harga dengan alasan keterbatasan stok. Karena pihak kepolisian akan melakukan pengecekan ke gudang-gudang penampungan barang dan distributor yang ada di Sibolga,”tandasnya.
Sementara itu Kapolres Sibolga AKBP Edwin Hariandja yang turut mendampingi Walikota sidak ke Pasar menegaskan, sejauh pemantuan yang dilakukan Polres Sibolga terhadap gudang dan distributor, belum ada ditemukan penumpukan barang, baik itu elpiji dan bahan pokok yang sangat dibutuhkan saat lebaran.
“Kami dari Satgas Pangan selalu berkoordinasi dengan Perindagkop untuk melakukan pemantuan. Dan jika terdapat ada penimbunan pasti ditindak sesuai dengan aturan yang belaku. Sedangkan dari segi keamanan, sampai saat ini dalam keadaan aman dan kondusif,”tukasnya.
Menyikapi stabilnya harga di Sibolga sambut lebaran tahun 2018, KPw BI Sibolga Suti Masriani Nasution menilai hal itu dikarenakan koordinasi yang kuat dari seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sibolga. Baik itu dari distribusinya, maupun pemantauan suplaynya.
“Menjelang puasa kemarin sampai sekarang harga kebutuhan Sibolga ini mengalami deflasi (penuran harga). Berdasarkan pantuan kami, hal itu dikarenakan koordinasi yang kuat dari anggota TPID yang dibawah koordinasi Pemko Sibolga. Jadi bukan karena daya beli masyarakat yang berkurang makanya terjadi deflasi melainkan koordinasi yang baik. Karena menurut pengakuan pedagang bahwa penjualan mereka naik dan stabil. Kami optimis dengan koordinasi yang baik ini, bulan depan juga kita akan terjaga inflasinya,”harap Suti.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Demikian ditegaskan Walikota Sibolga, Syarfi Hutauruk usai meninjau harga-harga kebutuhan pokok dan ketersediaan stok di beberapa pasar di Sibolga, Senin sore.
“Saya bersama dengan Kepala BI Sibolga, pak Kapolres dan Perindagkop telah turun ke pasar yang ada di Sibolga untuk memastikan ketersediaan barang dan harga. Hasilnya stok cukup dan harga stabil, bahkan ada dibawah harga yang ditentukan pemerintah,”ujarnya.
Diakui Walikota, dari hasil pengecekan di Pasar, harga kebutuhan yang sering membuat inflasi di Sibolga harganya normal dan cenderung turun. Seperti cabai merah harganya kisaran Rp18.000-Rp20.000/kg. Bawang merah antara Rp28.000-Rp30.000/kg, kecuali bawang merah Balige yang ukurannya lumayan besar harganya Rp35.000. Sedangkan ukuran yang sedang hanya Rp30.000/kg. Demikian juga dengan harga beras, minyak goreng, gula dan harga daging kerbau dan ayam stabil semuanya.
“Kalaupun seumpamanya terjadi kelangkaan barang, maka Bulog siap melakukan Operasi Pasar termasuk menyediakan cabai merah, bawang dan kebutuhan lainnya. Untuk itu kami minta kepada para pedagang atau distributor jangan menaikkan harga dengan alasan keterbatasan stok. Karena pihak kepolisian akan melakukan pengecekan ke gudang-gudang penampungan barang dan distributor yang ada di Sibolga,”tandasnya.
Sementara itu Kapolres Sibolga AKBP Edwin Hariandja yang turut mendampingi Walikota sidak ke Pasar menegaskan, sejauh pemantuan yang dilakukan Polres Sibolga terhadap gudang dan distributor, belum ada ditemukan penumpukan barang, baik itu elpiji dan bahan pokok yang sangat dibutuhkan saat lebaran.
“Kami dari Satgas Pangan selalu berkoordinasi dengan Perindagkop untuk melakukan pemantuan. Dan jika terdapat ada penimbunan pasti ditindak sesuai dengan aturan yang belaku. Sedangkan dari segi keamanan, sampai saat ini dalam keadaan aman dan kondusif,”tukasnya.
Menyikapi stabilnya harga di Sibolga sambut lebaran tahun 2018, KPw BI Sibolga Suti Masriani Nasution menilai hal itu dikarenakan koordinasi yang kuat dari seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sibolga. Baik itu dari distribusinya, maupun pemantauan suplaynya.
“Menjelang puasa kemarin sampai sekarang harga kebutuhan Sibolga ini mengalami deflasi (penuran harga). Berdasarkan pantuan kami, hal itu dikarenakan koordinasi yang kuat dari anggota TPID yang dibawah koordinasi Pemko Sibolga. Jadi bukan karena daya beli masyarakat yang berkurang makanya terjadi deflasi melainkan koordinasi yang baik. Karena menurut pengakuan pedagang bahwa penjualan mereka naik dan stabil. Kami optimis dengan koordinasi yang baik ini, bulan depan juga kita akan terjaga inflasinya,”harap Suti.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018