Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Batangtoru di Tapanuli Selatan sebuah PLTA yang cukup irit dengan lahan (less land Hydro Electric Power Plant), dan satunya di Indonesia.

Manager Humas PT.North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Agus Supriono, Jumat, mengatakan PLTA Batangtoru satu-satunya pembangkit listrik dengan output 510 Megawatt/akanmengurangi emisi karbon sebanyak 1,6 Megaton CO2/tahun pada saat beroperasi.

Menurut Agus, PLTA Batangtoru merupakan proyek untuk mengatasi defisit listrik pada saat beban puncak di Sumatera Utara. Juga langkah konkrit kontribusi dan program pengurangan CO2 yang menyebabkan terjadinya global warming dengan memproduksi energi terbarukan yang ramah lingkungan.
    
"Secara fundamental PLTA Batangtoru akan mempertahankan dan selalu ikut program kelestarian ekosistem yang menghasilkan air sebagai bahan baku operasinya,"katanya.

secara alami pembangunannya tetap mengedepankan pentingnya mempertahankan kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati yang sangat kaya di wilayah Batangtoru dengan menjalankan Biodiversity Action Plan.
    
"Kepedulian kami terhadap dampak serius dari Global Warming, membuat kami berkomitmen untuk menggunakan teknologi berbasis energi terbarukan, agar melalui proyek PLTA Batangtoru ini, kami dapat berpartisipasi aktif dan memberi contoh bagi pihak-pihak lain untuk segera melakukan langkah dan tindakan nyata dalam mengurangi emisi karbon sebanyak 1,6 Megaton CO2 per tahun pada saat beroperasi,"jelasnya.
    
Dikatakanya, PLTA Batangtoru yang dikembangkan/dirancang dengan daya terpasang 510 MW yang berasal dari Kolam Harian berukuran kecil seluas 90 ha.

"Genangan pada kolam harian berukuran kecil itu terdiri dari 24 ha badan sungai yang sudah ada dan 66 ha tambahan area yang akan menggenangi daerah yang sangat curam dan tidak terdapat pemukiman penduduk,"terangnya.

Menurutnya, setelah beroperasi, proyek PLTA Batangtoru akan memberikan penghematan kepada belanja pemerintah sebesar USD 350-400 juta/tahun, karena pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan juga akan mengurangi emisi karbon yang tinggi.

"PLTA Batangtoru akan menyerap kurang lebih seribu tenaga kerja selama masa pembangunan dan memberikan dampak multiplier ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada penduduk dan sektor usaha formal maupun informal di sekitar kawasan Batangtoru,"sebutnya.

Ia menyatakan proyek PLTA Batangtoru baru dimulai sejak bulan Juli 2017 dengan membangun jalan proyek sebagai akses terbatas menuju ke lokasi proyek.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018