Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan mendukung pihak Kepolisian dalam rangka menciptakan suasana daerah Sumatera Utara agar tetap kondusif.

Dukungan sebagaimana disampaikan Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu pada silaturrahmi  antara Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Paulus Waterpauw dengan Forkopimda Kab.Tapanuli Selatan, Kab.Padang Lawas Utara dan Kab.Padang Lawas, tokoh agama, tokoh masyarakat dan mahasiswa se-Tapanuli Bagian Selatan, di lapangan futsal wirasatya Polres Tapsel, Minggu.

Syahrul juga menyadari bahwa akhir-akhir ini berita-berita (informasi) melalui media sosial begitu cepat dan tak jarang informasi yang beredar menyesatkan (hoax) bahkan informasi itu terkadang berpotensi terjadinya SARA.

"Oleh sebab itu kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Tapanuli Selatan agar memelajari/memfilter atau menyaring segala informasi yang di dapatkan apakah informasi itu benar adanya atau tidak, apalagi berbau ujaran kebencian,"  kata Syahrul.

Dalam kesempatan silaturrahmi dengan Kapolda Paulus Waterpauw, Bupati Syahrul M.Pasaribu mengajak seluruh masyarakat khususnya masyarakat Tapanuli Selatan untuk tetap bisa menjaga kekompakan seperti yang sudah berjalan seperti selama ini.

Sementara Kapolres Tapsel AKBP Mohammad Iqbal S.Ik, mengatakan kehadiran Kapolda tersebut juga semakin meningkatkan spirit baru bagi seluruh personil Polres Tapanuli Selatan.

"Selain siap menjalankan program Polda Sumut, kepolisian resor Tapanuli Selatan juga tetap siap siaga dalam mengayomi masyarakat di wilayah hukum Polres Tapsel yang juga meliputi wilayah Kab. Paluta dan Kab.Palas,"uajarnya.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. Paulus Waterpauw, mengatakan maraknya hoax yang berupa ujaran kebencian dan trend melalui di media sosial tersebut merupakan dampak negatif dari kemajuan zaman (era digitalisasi).

"Namun, kita harus mampu mengendalikan teknologi tersebut jangan teknologi yang menguasai kita sehingga ter salah gunakan apalagi sampai menjurur  atau memicu konflik antar agama, suku,  dan ras, ini tidak baik yang pada akhirnya merugikan diri kelompok itu sendiri,"sebutnya.

Kapolda mencontohkan betapa pahitnya banyak korban berjatuhan seperti yang terjadi di Timur Tengah seperti di Afganistan, Suriah, Tunisia dan lainnya.   

"Tidak sedikit perpecahan itu bisa terjadi di akibatkan ujaran kebencian (informasi hoax) yang menjurus SARA, yang rugi siapa?".

Negara Indonesia dari Sabang - Merauke di kenal dengan ragam adat/budayanya. Negara Indonesia tidak menginginkan adanya perpecahan."Karenanya, mari kita ciptakan susana Indonesia, Sumatera Utara khususnya agar tetap keadaan kondusif seperti yang berjalan selama ini," ujarnya.

Kepada pengguna media sosial Kapolda juga berpesan agar dalam menggunakan media sosial itu ke hal-hal yang positif."Waspadai dan jangan mudah terpancing informasi yang belum tentu kebenarannya (hoax),"tandasnya.

Selain itu tambahnya Kapolda juga msyarakat luas untuk tetap waspada timbulnya berbagai gerakan separatis yang dapat memecah belah bangsa."Bangsa Indonesia tidak suka perpecahan,"pungkasnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018