Sipirok (Antaranews Sumut) - Sepekan terakhir memasuki tahun 2018, kalangan ibu rumah tangga atau IRT khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan mengeluhkan naiknya harga beli ikan laut di daerah itu

Demikian keluhan seorang IRT bernama Tetty Harahap (48) yang beralamat rumah di Sipirok, ibukota kabupaten Tapanuli Selatan, Senin.

Ia mengatakan dengan naiknya harga beli ikan laut memaksa dirinya lebih memilih membeli ikan darat (jenis lele) untuk kebutuhan lauk keluarga. 

"Selisih harga Rp10 ribu/ kilogramnya antara ikan laut (jenis tongkol) perkilo antara Rp35 - 40 ribu/kilo dan ikan lele (Rp25 - 30/kilo) lumayan bisa untuk nambah beli sayuran,"tuturnya. 

Sementara, Kabid ketersediaan dan distribusi pangan Tapanuli Selatan, Tua Ali Saib Siregar dihubungi mengatakan, faktor cuaca menjadi penyebab faktor pemicu kenaikan harga ikan laut di pasar - pasar tradisional yang ada di daerah itu. 

"Informasi didapat para nelayan Sibolga - Tapanuli Tengah enggan melaut akibat gelombang laut tinggi di daerah itu, menyebabkan stok ikan menipis," katanya. 

Ia menyebut di pasar tradisional di Tapanuli Selatan harga ikan tongkol dari semula per kilonya dihargai Rp30 - 35 ribu naik menjadi Rp 35 - 40 / Kg, ikan kakap dari Rp30 /Kg naik menjadi Rp50 - 60 ribu/Kg. "Konsumsi ikan laut untuk masyarakat Tapanuli Selatan umumnya berasal kota Sibolga - Tapanuli Tengah," sambungnya. 

Sementara sambungnya, ikan mas perkilonya Rp 25 - 28/ Kg, ikan mujahir Rp 20 - 22 ribu/ Kg dan lele Rp25 - 30 ribu/kilonya.

Selain harga ikan laut harga gas elpiji seberat 3 kilogram mencapai Rp 25 ribu juga dikeluhkan warga Tapanuli Selatan. "Sudah harga gas 3 kg naik warga juga kesulitan untuk mendapatkan barangnya, " kata Said Ali Tua. Ia juga berjanji pihaknya akan memantau terus kenaikan harga - harga kebutuhan pokok di daerah itu. 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018