Medan, 26/7 (Antarasumut) – Saat ini, pola hidup sehat telah dikembangkan melalui banyak cara salah satunya mengolah sayuran menjadi produk kuliner ringan dan bergizi.
Sayur olahan budidaya hidroponik menjadi solusi bagi yang tidak suka mengkonsumsi sayuran disebabkan berbagai faktor.
Pemilik usaha Syifa Hidroponik, Rahmayeti (47), mengatakan produk olahan hasil budidaya hidroponik dipilih sebagai inovasi agar orang tetap senang makan sayur, saat ditemui di kediamannya Jalan Bromo Lorong Amal Medan, Rabu.
Sayuran hasil budidaya hidroponik diolah menjadi produk kuliner dalam kemasan, yaitu kangkung rendang dan nugget sayur.
Meski pemasarannya masih secara konvensional, namun kedua produk olahan tersebut berhasil dipasarkan di Bandara Kualanamu, Royyan Supermarket, Swalayan Berastagi, Toko Kue Tipoli dan Galeri Robert Sianipar.
“Kebanyakan orang pesan langsung ke saya. Misalnya ada acara besar, paling sering pesan nugget sayurâ€, kata Rahmayeti.
Selain itu, usaha Syifa Hidroponik tidak hanya membudidayakan berbagai jenis sayuran dengan mengutamakan media air, melainkan mengolah hasil olahan menjadi produk ekonomis yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
Mudahnya, pembuatan kangkung rendang tersebut dapat diselesaikan dalam satu hari dengan menghasilkan banyak porsi karena hanya mengutamakan proses kukus dan pengeringan bumbu rendang agar meresap pada kangkung.
Keunikan lain dari kangkung rendang milik Rahmayeti tersebut tetap konsisten menggunakan produk sayuran dari kebun sendiri.
“Sayur kangkung itu tidak sulit mencarinya tapi soal kesehatan dari segi gizi dan campuran pestisidanya, siapa yang tahuâ€, katanya.
Adapun jenis sayuran lain yang dibudidayakan selain kangkung seperti bayam, kailan, sawi bunga, dan basil (kemangi).
Sementara itu, untuk produk olahan nugget sayur ditambahkan dengan bahan baku ikan tenggiri, ayam herbal, dan udang laut.
Menurut Rahmayeti, inovasinya dalam menggabungkan sayuran hidroponik dengan ketiga bahan baku tersebut dikarenakan kandungan gizi di dalamnya masih tergolong tinggi dan tanpa bahan pengawet.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017